
Wajo Sulsel ,jurnalpolisi.id
Pembangunan Serasi ( Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) di Desa Tajo kecamatan Majauleng kabupaten Wajo Sulawesi Selatan anggaran tahun 2019 diduga tidak sesuai bestek.
Pasalnya, karena realisasi pekerjaan di lapangan tidak di sesuaikan dengan gambar yang ada maka sangat jauh apa yang di harapkan masyarakat setempat yang ada di desa Tajo karena program Serasi yang di turunkan dari pemerintah pusat ke setiap Gapoktan yang kelola secara swakelola oleh Gapoktan tetapi hanya sekegelintir orang yang menikmati program Serasi padahal peruntukannya jelas untuk kepentingan masyarakat umum atau untuk masyarakat banyak yang harus menikmati pembangunan Serasi di desa Tajo
Dari hasil pantauan di lapangan terdapat beberapa bagian pekerjaan pembangunan Serasi yang nampak tidak sesuai Dengan gambar pembangunan Serasi yang terletak di desa Tajo sangat jauh harapan masyarakat di karenakan yang di usulkan masyarakat dulu sebelum bantuan turun adalah usulan untuk memperlebar sungai dan pembentukan saluran air irigasi di sawah supaya mempermudah petani sawah ambil air untuk bersawah .

tetapi sekarang justru mempersulit masyarakat bersawah karena harus di mana mau ambil air karena tidak ada saluran air masuk di sawah juga sungai sudah digali pakai alat berat , karena pematangnya juga yang terlalu tinggi tidak bisa masuk air ke sawah karena tidak ada saluran air ke sawah, Masyarakat sekarang ke sulitan ambil air untuk bersawah, karena di tengah-tengan sungai ada empang di bikin semua saluran air untuk ke sawah sudah tertutup karena adanya empang di bikin,
“Masyarakat bilang di mana kita mau ambil air di tengah sungai itu di bikin Empang pribadi kita tidak bisa ambil air kalau begitu waktu kita dulu rapat di kantor desa yang mau di bikin kalau bantuan dana Serasi sudah turun yang mau di kerjakan adalah memperdalam sungai dan memperlebar sungai dan di buatkan masyarakat saluran air untuk ke sawah tetapi ketua Gapoktan : SIFURENNUE lain yang di kerja hanya seputar sawahnya saja yang dibikinkan saluran air masyarakat lain itu tidak dibikinkan Saluran air”
Saat di konfirmasi beberapa masyarakat yang ada didesa Tajo di minta namanya di harasiakan pada saat meninjau langsung lokasi di tempat pembangunan Serasi di desa Tajo kemudian masyarakat mengeluhkan tentang pembangunan Serasi karena tidak ada akses saluran air untuk ke sawah masyarakat maka dari itu rencananya masyarakat akan laporkan langsung ke pihak Dinas Pertanian di kabupaten Wajo karena pekerjaan pembangunan Optimasi lahan Rawa atau Serasi itu di duga tidak sesuai pemanfaatannya karena tidak bisa di rasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak justru merugikan sebagian masyarakat di desaTajo khususnya yang ada sawahnya,

Dan program bantuan Serasi di desa Tajo di duga bermasalah karena tidak sesuai hasil musyawarah pada saat rapat di kantor desa Tajo sebelum bantuan ini turun ada 4 kelompok yang bermohon sehingga bisa dapat bantuan Dana Serasi sekitar 4,3 miliar,jadi bantuan dana serasi keluar tidak lagi di adakan rapat di kantor desa Tajo, masyarakat menyampaikan kalau mereka mau rapat bukan lagi di kantor desa tetapi mereka rapat secara tertutup di rumah sawah hanya beberapa saja kelompok yang ikut ada 2 kelompok yang tidak di panggil rapat orang -orang yang tertentu saja yang yang dipanggil tuturnya masyarakat.
Menyampaikan bahwa pembangunan Serasi (selamatkan Rawa Sejahterakan petani) bukan mensejahterakan petani tetapi justru menyusahkan petani karena tidak ada saluran air irigasi yang buatkan untuk petani sawah yang ada wilayah sekitar desa Tajo
Di duga program Serasi hanya didominasi oleh ketua Gapoktan saja karena hanya sekitar sawahnya saja yang di buatkan saluran air irigasi sedang masyarakat lainnya tidak di buatkan, masyarakat sangat geram terhadap sikap ketua Gapoktan hanya memikirkan kepentingan pribadi saja tegasnya ( Sukardin.jpn)