Kelompok Anarko, Pasukan Tempur Demo Anarkis Penolak Omnibuslaw

Oleh:
Rudi S Kamri

Jakarta – jurnalpolisi.id

Tahukah anda Kelompok Anarko? Kelompok anak muda liar ini berideologi anti Pemerintah, anti kemampanan, anti keteraturan dan mereka ingin mengatur diri sendiri, seenak perut mereka sendiri. Ideologi sesat ini biasanya menyasar kelompok anak muda yang tidak berpendidikan, anti sosial dan anti peraturan. Mereka bergerak liar di akar rumput menyasar anak muda yang kurang dijamah nilai-nilai harmonisasi keluarga dan sayangnya negara juga abai memperhatikan mereka.

Kelompok ini diikat dalam kesamaan sikap dan pandangan bahwa mereka ingin kebebasan mutlak tanpa kendali. Mereka anti demokrasi dan mereka juga rata-rata punya pemahaman spirutualitas yang rendah bahkan cenderung tidak percaya agama. Mereka terjalin rapi di bawah tanah dengan sosial media menjadi alat bantu pergerakan mereka. Ada agitatornya dan ada penggalang massa. Kelompok Anarko ini banyak cabangnya. Satu sama lain tidak ada ikatan organisatoris. Mereka bergerak liar sesuai dengan kepentingan yang menungganginya. Ada anarko teroris dan ada juga anarko sindikalis.

Kelompok *Anarko Sindikalis* adalah kelompok yang berbasis pada pergerakan buruh. Kelompok ini yang sering menjadi pasukan tempur pada gerakan buruh di lapangan. Mereka biasanya turun ke jalan pada momen- momen protes buruh terhadap isu tertentu. Semisal pada peringatan Hari Buruh (Mayday) dan gerakan buruh lainnya. Meskipun sejatinya mereka bukan buruh atau kelompok pekerja tapi biasanya mereka yang dijadikan garda terdepan pada saat sebuah demonstrasi kaum buruh memerlukan aksen anarkisme. Kelompok anarko sindikalis yang berbasis kaum punk ini tampangnya sangar layaknya preman pasar. Mereka juga yang biasanya melakukan perusakan fasilitas umum bahkan melakukan penjarahan.

Kelompok liar anarko sindikalis ini sering dimanfaatkan oleh pada bandar demo untuk melawan negara dan aparat keamanan dengan tujuan membuat kerusuhan. Hanya dengan upah uang rokok seadanya dan asal perut mereka diisi kenyang mereka akan bergerak militan melakukan anarkisme secara liar. Pada saat para bandar dan aktor intelektual sedang ngopi di ruang ber-AC sejuk di gedung-gedung mewah, kelompok anarko sindikalis inilah yang berjibaku bertaruh nyawa di baris terdepan melawan petugas keamanan di lapangan.

Kelompok anarko sindikalis inilah yang saya duga keras yang beraksi liar di berbagai kota besar termasuk Jakarta, Bandung, Jogja dan Makassar dan beberapa kota lainnya pada demonstrasi rusuh pada tanggal 8 Oktober 2020. Pada demonstrasi yang bertajuk menentang pengesahan UU Omnibuslaw Cipta Kerja, kaum anarko sindikalis inilah yang bertugas mengacaukan situasi dengan membuat gerakan-gerakan anarki di jalanan. Tujuannya untuk memecah konsentrasi aparat keamanan. Mereka sejatinya tidak peduli apa yang diperjuangkan, yang mereka pedulikan bahwa mereka disediakan panggung untuk beraksi menentang kemampanan. Kelompok anarko sindikalis ini biasanya hanya berani bergerak sangat secara berkelompok.  Jadi tidak aneh pada saat mereka ditangkap dan ditanya Polisi atau wartawan, mereka glagepan kucrut seperti ayam sayur atau seperti tikus dimasukkan got. Karena mereka hanya berperan sebagai pemain figuran dan pinggiran.

Jadi sangat aneh kalau ada kepala daerah mau tunduk pada anarkisme kelompok anarko sindikalis ini. Aktor lapangan yang menggunakan mobil komando, hanya segilintir orang, massa yang banyak biasanya diisi kelompok anarko sindikalis yang dibayar. Jadi tidak tepat apabila Kepala Daerah seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang begitu mudah ditundukkan oleh ulah permainan kelompok buruh ini.

Mungkin Ridwan Kamil begitu bodoh tidak menguasai peta permasalahan atau mungkin dia punya agenda tersendiri, saya tidak tahu. Yang jelas kalau Kepala Daerah seperti Gubernur, Bupati atau Walikota begitu mudah tunduk takluk kepada tuntutan demonstrasi buruh yang diramaikan pemain figuran sekelas kaum anarko sindikalis sebagai pasukan tempur, itu berarti mereka adalah pemimpin daerah yang penakut atau tidak punya nyali atau mungkin ingin berselancar demi kepentingan politik pribadi.

Meredam demonstrasi yang diramaikan oleh kelompok anarko sindikalis sebenarnya tidak terlalu sulit. Ideologi anarkisme mereka hanya dipermukaan, lemah dan bersifat berjamaah. Pada saat kekuatan mereka dipecah dan apalagi komandan lapangan mereka bisa ditundukkan, anarkisme kelompok ini mudah dipatahkan. Mereka hanya sekelompok manusia liar yang tidak punya pola bergerakan. Jadi sejatinya begitu mudah dikalahkan.

Kalau aparat keamanan tahu konstelasi psikologis permainan dan pola demonstrasi kaum buruh ini, sebetulnya tidak perlu tuntutan mereka dikabulkan. Apalagi kalau Intelijen Negara tahu apa agenda sesungguhnya dari gerakan mereka. Mereka pada dasarnya bukan sedang memperjuangkan kaum pekerja, tapi mereka hanya dimanfaatkan sekelompok bandar untuk membuat kerusuhan demi  ambisi pragmatisme kekuasaan dari sang bandar.

Tugas negara selanjutnya adalah mencegah kelompok anarko sindikalis ini berkembang liar tidak terkendali. Apapun terjadi mereka adalah tunas bangsa yang kebetulan sedang tersesat. Perlu langkah persuasif yang sistematis untuk mengeluarkan mereka dari jeratan ideologi sesat kelompok anarko. Itu tugas tidak terlalu sulit asalkan negara punya kemauan.

Langkah yang paling sulit justru mengumpulkan keberanian dari aparat negara untuk membekuk sang bandar atau aktor intelektual di balik semua peristiwa ini. Karena mereka biasanya kelompok bekas penguasa yang berlimpah uang dan harta. Mereka merasa bisa berbuat apa saja.

Kalau kita mencermati kegiatan demonstrasi yang menggunakan kelompok anarko sindikalis sebagai pasukan tempur, hampir tidak pernah Negara menangkap atau menindak sang bandar atau aktor intelektual. Biasanya hanya berhenti di penangkapan beberapa anggota kelompok anarko sindikalis. Sang bandar tidak pernah tersentuh. Ini yang sering terjadi. Tidak pernah tuntas. Jadi api hanya padam sesaat kemudian akan membara lagi, menunggu momentum untuk kembali menggelar prahara.

Apa boleh buat itulah yang sering terjadi. Tapi apapun inilah Indonesia, negeri indah tanah air beta.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *