Lembu Bantuan Aspirasi Oknum DPR RI Dapil 2 Aceh Menuai Pro Dan Kontra

Aceh Timur – jurnalpolisi.id

Bantuan Lembu Dari Aspirasi oknum DPR RI dari dapil 2 Aceh yang di berikan untuk Kelompok Berdikari Desa Keude Dua Kecamatan Darul Ihsan Menuai Pro dan Kontra di kalangan kelompok penerima mamfaat tersebut

Pasalnya bantuan yang di berikan untuk Kelompok Berdikari berupa Lembu dengan jumlah 20 ekor di duga sudah di bagi-bagi untuk di pelihara namun sangat di sayangkan Lembu bantuan tersebut  di rawat oleh bukan anggota kelompok dan di luar kecamatan tempat kelompok berdomisili

Saat di jumpai oleh awak media ini seorang anggota kelompok yang tidak mau di sebutkan namanya tersebut menjelaskan bahwa benar Kelompok mereka menerima bantuan berupa Lembu tapi Dalam beberapa hari ini lembu ini sebahgian lembu sudah tidak berada lagi di kandang kelompok

Ironisnya anggota tersebut juga menjelaskan perihal pro dan kontra yang terjadi pasca bantuan itu di terima dari persoalan merawat lembu hingga sampai upaya menawarkan uang 200.000 per anggota dengan syarat setelah uang itu di terima maka lembu tersebut bukan lagi urusan anggota

Memang saat pertama kami di minta untuk mengumpulkan KTP dan KK untuk mengajukan permohonan bantuan tersebut tidak ada musyawarah antara ketua kelompok dengan kami sampai bantuan itu di berikan” ujar anggota kelompok tersebut

Lembu itu sekarang sudah di bagi-bagi ke beberapa tempat termasuk di desa yang bukan kecamatan darul ihsan apa di bolehkan seperti demikian itukan lembu kelompok kalau tidak sanggup di pelihara di kandang yang di tentukan kenapa tidak di kasih kepada kami anggota satu-satu ekor lembu saja untuk kami rawat”imbuhnya

Khairiah ketua kelompok Berdikari Desa keude dua saat di jumpai awak media menjelaskan
Bahwa bantuan Lembu bersumber dari Aspirasi dewan dengan jumlah 20 ekor dan 2 ekor sudah mati
Dan lembu itu sekarang 4 ekor ada di tempat (kandang kelompok) 4 ekor ada di rumah bendahara kelompok dan 2 ekor di rumah Desi yang bukan anggota kelompok kemudian 8 ekor lagi kami titipkan di salah satu desa di kecamatan idi tunong Karna anggota kelompok tidak ada yang mau rawat

Saat saya terima bantuan tersebut saya tidak musyawarah dengan anggota kelompok saya karna saya fikir bisa saya atur Kemudian Dinas Terkait mengajurkan untuk membuat kandang namun kami tidak punya uang maka Kandang di buat oleh desi dan Desi itu bukan dari anggota kelompok Dengan persyaratan Modal kembali hasil bagi 2 dengan pemodal kandang(Desi)

Iya melanjutkan karna tidak ada yang mau rawat dengan pembagian demikian kemudian anggota kelompok saya kasih uang 200.000  per orang Karna mereka tidak mau rawat dan yang saya kasih itu bukan uang Lembu tapi Uang untuk minum karna saya sudah mengambil KTP mereka”ujarnya kepada awak media

Saat awak media menggali informasi tersebut tiba-tiba masuk nomor tak di kenal Via WhatsApp yang mengaku bernama Desi dan iya juga megaku sebagai Tim dalam bantuan Lembu tersebut bahkan dalam pesan WhatsApp nya iya menulis kalau ada permasalahan dengan lembu tersebut hubungi saya aja dan iya juga tidak segan-segan menuliskan bahwa itu Lembu milik saya dan kelompok tulisnya dalam pesan WhatsApp nya kepada awak media

Menanggapi hal tersebut Pegiat Sosial Hawalies Abwar menyarankan agar Bantuan tersebut di pergunakan sesuai aturan dan prosedur, persoalan itu bukan yang pertama terjadi bahkan di duga  banyak bantuan yang sudah di berikan sekarang tidak tau entah kemana yang paling banyak  bantuan lembu dan kambing

Dan walies melanjutkan banyaknya mafia lobi adalah potensi terjadinya kehilangan bantuan yang di berikan pemerintah untuk kelompok masyakarat karna kalau ada yang lobi pasti ada ongkos lobi dan yang  terjadi kelompok hanya di jadikan jembatan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah yang pada akhirnya kelompok jadi penonton keserakahan mereka”ujar Deklamator Aliansi Keadilan Aceh (AKA)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *