Tak Kalah Seru Kesenian Pergelaran Seni Budaya Kuda Kepang “ Turonggo Manunggal Sejati ”

Cilacap – jurnalpolisi.id
Dalam rangka acara bulan Satu Suro, adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro di mana bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender hijriyah, karena Kalender jawa yang diterbitkan Sultan Agung mengacu penanggalan Hijriyah (Islam).
Pergelaran Seni Budaya Kuda Kepang “ Turonggo Manunggal Sejati ”, Kegiatan ini didukung dan difasilitasi oleh Pembina sebut bapak lrfan alias (Guntur), sekaligus dipimpin Bapak Jayeng, sangat menghibur warga Desa Layangsari, Kecamatan Gandrungmanggu, saat perayaan dibulan Satu Suro.
Kuda Kupang (kuda lumping) adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang.
Gerak tari dipadukan dengan gamelan, gendang, kenong, jedor, dan tembang-tembang campursari modern dilantunkan para artis pengurus yang berasal dari Paguyuban Kuda Kepang “Turonggo Manunggal Sejati” , Alamat Karanggintung Kecamatan Gandrungmanggu Kabupaten Cilacap.
Tidak hanya menyuguhkan penampilan yang lucu dan unik, tetapi juga penuh kreasi dengan aneka kostum serta dandanan, Kegiatan seni budaya kuda kepang atau pegon ini dimulai pukul 12.00 siang, Senin (14/20).
Banyak penonton yang datang baik dari masyarakat setempat maupun dari desa lain yang membanjiri dihalaman sekeliling lapangan bola poli, disaming kegiatan ini memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang di sekeliling lokasi tersebut,sebagai pasilitas jajanan para penonton.
Lanjut lrfan alias (Guntur), sebagai pembina Kuda Kupang ” Turonggo Manunggal Sejati” tentunya, “mendukung kepada pihak pihak yang masih tetap berjuang melestarikan budaya baik itu Kesenian yang dari pulau Jawa maupun Kesenian lainnya, iapun berharap akan selalu ada generasi yang siap untuk melestarikan budaya agar tidak punah.
Kesenian tersebut masih sangat digemari masyarakat, oleh sebab itu harapanya kebudayaan yang masih ada hendaknya kita jaga bersama agar tidak punah, mari kita lestarikan budaya kita, karena kebudayaan adalah merupakan kekayaan bangsa, hidup tanpa budaya atau hidup tanpa Seni adalah hampa, ”Ucap lrfan.
Kebudayaan merupakan Seni, bahwa Seni tidak pernah memandang suku, terbukti banyaknya orang jawa yang senang dengan Kesenian Kuda Kepang, bahkan bukan cuma sekedar nonton namun, kuda Kepang sering di tampilkan sebagai hiburan dalam acara resepsi baik pernikahan maupun sunatan. Jadikanlah budaya sebagai alat kerukunan berbangsa dan bernegara, karena perbedaan merupakan Seni, dan Seni itu pada dasarnya adalah indah.” Tutupnya.
  (Rina.S)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *