Proyek Pembangunan Sekolah di Petobo dan Sigi di Duga Mangkrak

 PALU- jurnalpolisi.id Relawan Pasigala, Moh. Raslin, bersama timnya melakukan pemantauan dan penelusuran di empat titik lokasi pembangunan rehabilitas dan rekonstruksi (rehab rekon) sekolah yang molor tersebut, yakni M.Ts. Petobo, SDN 1 SDN 2, dan SD Inpres Petobo. Dalam penelusuran Relawan Pasigala di empat titik lokasi pembangunan rehab dan rekon sekolah di Kelurahan Petobo Kota Palu, terlihat progres pencapaian target pekerjaan masih variatif antara 50 persen sampai 70 persen. Padahal waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut telah lama berakhir atau sekitar sembilan bulan terhitung dari penandatanganan kontrak kerja oleh kontraktor pelaksana PT. Sentra Multikarya Infrastruktur 5 juni 2020, dengan waktu pelaksanaan 210 hari kalender dengan nilai kontrak Rp 37.413.102.000,- sumber dana Bank Dunia. Artinya bahwa saat berita ini dilansir, pekerjaan tersebut telah mengalami keterlambatan sekitar 270 hari.Akibatnya Bangunan sekolah tersebut belum bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, “ ungkapnya. Relawan Pasigala, Moh. Raslin bersama timnya Afdal dan Nurcahyohadi tak tanggung-tanggung kali ini menurunkan tim yang dibackup oleh Lembaga Bantuan Hukum Garda Keadilan Nusantara (LBH-GKN) Aceng Lahay, SH. Tim ini menemukan adanya dugaan penggunaan aksesoris yang tidak dipersyaratkan, terlihat pada plat strip dari struktur bangunan tersebut sudah banyak berkarat. “Dimana peranan quality control dalam mengawasi penggunaan aksesoris yang tidak layak tersebut. Panel-panel pun diinstal sangat amburadul. Terlihat jelas tidak persis antara panel yang satu dengan panel lainnya, “ paparnya lagi. Oleh karena itu, Raslin bersama timnya kesal miliaran dana yang digelontorkan melalui utang Bank Dunia namun pembangunan rehab rekon sekolah tersebut dibangun asal-asalan. Raslin bersama timnya akan terus melakukan penelusuran dan monitoring yang dijadwalkan ke lokasi pembangunan sekolah yang lain, yang ada di Kabupaten Sigi meliputi M.Ts. Bobo, Kaleke, Balamba, Bangga dan Pombewe. Saat tim Relawan Pasigala mengkonfirmasi kepada koorlap dari kontraktor pelaksana PT. SMI, Tambunan, memberikan keterangannya bahwa salah satu faktor dari keterlambatan pekerjaan  tersebut adalah curah hujan tinggi dan banyaknya pencurian di sekitar lokasi pekerjaan, “Ujarnya( is) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *