15 Pasangan Tak Resmi Terjaring Razia di Klaten

Klaten, jurnalpolisi.id
Banyaknya aduan dari masyarakat tentang maraknya Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) serta beberapa tempat yang digunakan untuk  “ngamar”  pasangan tak resmi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Klaten menggelar razia PGOT dan puluhan hotel melati di wilayah Kabupaten Klaten, Kamis (04/11/2021).

Kepala Satpol PP Kabupaten Klaten, Joko Hendrawan mengatakan,  kegiatan razia ini dilaksanakan karena banyaknya laporan masyarakat tentang banyaknya PGOT dan beberapa tempat yang sering digunakan untuk “ngamar”  pasangan tidak resmi.

“Laporan masyarakat segera ditindaklanjuti dengan razia bersama TNI/Polri dan Dinsos,” ujarnya.

Ia menyebutkan, sebanyak 15 pasangan tak resmi berhasil  dijaring dari berbagai hotel melati di wilayah  Klaten Kota, Kecamatan Delanggu dan Kecamatan Wonosari.

“Sedangkan untuk PGOT terjaring di perempatan-perempatan jalan nasional,” ungkapnya.

Menurut Joko Hendrawan, sejumlah pasangan tidak resmi yang terjaring  tersebut selanjutnya dikenai sanksi wajib lapor selama 20 kali dalam waktu satu bulan.

“Jika tidak mengindahkan akan diberikan surat kepada Kepala Desa dan keluarga karena identitas masih di sita,” tandasnya.

Joko Hendrawan menyatakan razia  akan terus digelar untuk penegakan Peraturan Daerah (Perda)  Klaten yakni Perda No. 27/2002 tentang Larangan Pelacuran serta Perda nomor 12/2013 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3).

Untuk razia kali ini, kata Joko Hendrawan, tim gabungan yang dipimpin Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Klaten, Sulamto berhasil mengamankan 8 pasangan tidak resmi di sebuah hotel  yang berada di wilayah Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari.

“Mereka terciduk petugas di dalam kamar, karena terbukti bukan pasangan resmi maka langsung digelandang ke kantor untuk dilakukan pendataan,” jelasnya.

Ia menambahkan, razia di wilayah Klaten  kota, berhasil diamankan 3 pasangan tidak resmi serta beberapa PGOT.

“Kami  menyisir sejumlah hotel di wilayah Kota, Delanggu hingga Kecamatan Wonosari. Ada beberapa hotel yang kosong, belum diketahui pasti apakah rencana operasi bocor atau tidak,” imbuhnya.

(Tumirin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *