Dinas P2KB Lakukan Pemetaan dan Analisis Situasi Program Stunting

Batubara – jurnalpolisi.id

Mencegah dan menangani stunting merupakan komitmen Pemerintah RI, dalam mencapai angka penurunan stunting 14% di tahun 2024.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Batu Bara melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) melakukan pemetaan dan analisis situasi program stunting.

Kegiatan ini digelar di Aula Rumah Dinas Bupati, Komplek Tanjung Gading Inalum, Kecamatan Sei Suka, Selasa (17/05).

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI-Medan, Dr. Oslida Martony, S.KM, M.Kes, Satgas Tim Percepatan Penurunan Stunting Provsu, Rosidah Berutu, S.KM, M.Kes, Analisis Gizi Dinkes Sumut, Lia Yuliani, s.Gz, Perwakilan BKKBN Provsu, Wiwik Afrida, S.KM, M.Kes, Ketua TP-PKK Batu Bara, Para Kepala OPD, Para Camat dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Batu Bara, serta Para Kepala Desa/Lurah yang berada di wilayah desa lokus stunting.

Kabupaten Batu Bara telah ditetapkan sebagai kabupaten lokus dalam penurunan masalah gizi stunting di Provinsi Sumatera Utara tahun 2021.

Penanganan stunting melalui aksi-aksi yang terintegrasi dengan pihak-pihak terkait, dilakukan untuk meningkatkan

pelaksanaan intervensi gizi dalam percepatan penurunan stunting.

Wahid Khusyairi, Kadis kesehatan P2KB Batu Bara, dalam laporannya menyampaikan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Batu Bara sebesar 30,9%.

Untuk menepis angka tersebut, atas arahan dari Bupati Zahir, Dinas Kesehatan P2KB Batu Bara melakukan penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) secara massal kepada lebih dari 90% balita. Hasilnya, angka stunting berada diangka 18,35%.

“Tentu terlebih dahulu melakukan pelatihan kepada tenaga-tenaga pengukur. Selanjutnya mereka diturunkan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran ulang sesuai dengan EPPGBM tadi. Namun, standarisasi alat dinilai penting. karena kita memiliki alat yang terbatas, maka pelaksanaannya bergotong-gotong ke posyandu-posyandu selama setengah bulan. Untuk posyandu yang belum mencapai angka 90% akan diukur ulang kembali. begitulah prosesnya sehingga mendapatkan angka 18,35% stunting di Batu Bara,” ungkap Wahid.

Sementara itu Bupati Zahir menyatakan, angka harapan dengan angka fakta 30,9% dengan angka nasional sangat jauh dari harapan Pemerintah Batu Bara.

“Pertanggung jawaban angka 18,35% itu kita bahas nanti dengan para ahli supaya ditemukan sebuah kebenaran data dan akan di input secara nasional. Pengukuran dan penimbangan kepada 90% balita tersebut sudah bisa mewakili dari pada jumlah anak-anak yang menjadi target,” ungkap Bupati Zahir.

Aksi percepatan penurunan stunting pada tahun 2022, harus dapat menghasilkan inovasi program dan kesamaan pandangan atau persepsi. Sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah termasuk desa dapat dilakukan secara terintegrasi dan bersinergi serta tepat sasaran yang sesuai dengan misi Bupati Zahir dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Batu Bara.

(Zul Marpaung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *