Akselerasi Pengembangan Pariwisata Pemkab Malra Jadikan Ngiarwarat Wisata Bertaraf Nasional

Langgur,: jurnalpolisi.id
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara melalui Dinas Pariwisata resmi menetapkan Pantai Ngiarwarat Ohoidertawun sebagai pusat kegiatan Festival Pesona Meti Kei (FPMK) dan Sail to Indonesia 2025, yang akan digelar pada 21–27 Oktober 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi daerah dalam menjadikan Ngiarwarat sebagai magnet pariwisata baru bertaraf nasional dan internasional.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Budhi Toffy, dalam kunjungan lapangannya ke Pantai Ngiarwarat pada Sabtu, (14/6/2025), menegaskan bahwa lokasi tersebut akan ditata serius dan profesional. Ia memastikan, Pemerintah Daerah sedang mengebut berbagai persiapan, mulai dari kebersihan pantai, pembangunan fasilitas umum, hingga pelibatan komunitas lokal dan institusi pendidikan.
“Dalam dua minggu terakhir kami terus bersihkan kawasan pantai ini. Kami didukung penuh oleh Pramuka, komunitas, hingga mahasiswa. Pantai ini indah, dan jadi tanggung jawab kita bersama untuk menjadikannya siap menyambut wisatawan,”ujarnya.
Berbagai infrastruktur pendukung sedang dibangun, termasuk tenda, toilet umum, dan panggung atraksi budaya. Tak hanya itu, akses jalan sejauh 6,7 kilometer menuju pantai telah dibuka pada masa kepemimpinan Bupati M. Thaher Hanubun. Selain itu, jaringan listrik pun tengah disiapkan untuk masuk ke kawasan ini.
Budi menekankan, pengembangan Pantai Ngiarwarat bukan berarti meninggalkan destinasi unggulan lain seperti Pantai Ngurtafur, tetapi sebagai bagian dari strategi penyebaran beban wisata agar tidak terjadi kerusakan lingkungan akibat konsentrasi pengunjung di satu titik.
“Ngurtafur itu sudah punya branding yang kuat, tapi kita perlu daya tarik baru agar pembangunan merata,”ucap Budi
Sembari kalau pantai ngiarwarat punya keunikan, dari pasir yang surut hingga 3 kilometer, hingga lukisan prasejarah ribuan tahun di tebing.
Dinas Pariwisata menggandeng berbagai pihak untuk menyukseskan FPMK dan Sail to Indonesia 2025. Keterlibatan Poltek Perikanan Tual, Kwarcab Pramuka Malra, hingga komunitas kreatif lokal menjadi bagian penting dari kolaborasi ini. Tak ketinggalan, dukungan dari Pelni dan Lion Air juga dikoordinasikan agar tersedia ekstra penerbangan dan diskon tiket menuju Langgur selama festival berlangsung.
“Dari September hingga November, kami sudah bicara dengan pihak Lion Air di Jakarta untuk extra flight. Juga dengan Pelni agar jadwal kapal selaras dengan jadwal puncak festival,”kata Budi
Pihaknya juga mengundang para kepala daerah dan warga Kei diaspora di Papua, yang memiliki keterikatan emosional kuat dengan perayaan Meti Kei—tradisi tahunan masyarakat Kei saat laut surut drastis, yang kini dikemas menjadi atraksi budaya dan wisata utama.
Festival kali ini mengangkat tema besar “Akselerasi Pengembangan Pariwisata Menuju Pariwisata Regeneratif,” yang menekankan pada pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat kecil, dan pengembangan ekonomi kreatif.
Budhi menyebutkan, Pemkab Maluku Tenggara bersama dinas terkait tengah mendorong produksi oleh-oleh khas Kei sebagai bagian dari upaya menghadirkan pengalaman wisata yang utuh: what to see, what to do, and what to buy.
“Kami libatkan Dinas Koperasi, Perindustrian, kelompok UMKM, dan bahkan instansi vertikal seperti Bea Cukai dan Pelni untuk menyiapkan pameran produk kreatif. Ini peluang ekonomi nyata bagi masyarakat lokal,” tegasnya.
Pantai Ngiarwarat menawarkan panorama alam menakjubkan. Saat air laut surut, hamparan pasir membentang hingga 3 kilometer, memberi kesan mistis dan eksotis. Lokasinya juga berhadapan langsung dengan sepuluh gugusan pulau kecil, menjadikannya ideal untuk kegiatan snorkeling, diving, hingga ekspedisi budaya.
“Keindahan bawah lautnya hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai. Bahkan, ada lukisan prasejarah di tebing batu Ohoidertawun yang diperkirakan berusia ribuan tahun. Ini warisan dunia,”tutup Budi.
Publish by (Melky_JPN)