Lapas Perempuan Bandung Gelar Lomba Menggambar dan Mewarnai, Eratkan Kasih Anak dan Ibu dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2025

Bandung — jurnalpolisi.id
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Bandung menggelar kegiatan Lomba Menggambar dan Mewarnai pada Sabtu, 5 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 18 anak dari warga binaan, yang dibagi dalam tiga kategori usia. Lomba mengangkat tema “Kreativitas dan Budaya Indonesia” sebagai upaya menumbuhkan jiwa seni sekaligus memperkenalkan nilai budaya kepada anak-anak.
Kegiatan ini menjadi momentum istimewa bagi anak-anak yang memiliki orang tua sebagai warga binaan. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang ekspresi kreativitas, tetapi juga menjadi ruang emosional yang hangat untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua dalam suasana penuh kasih sayang.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung, Ibu Gayatri Rachmi Rilowati. Hadir sebagai tamu kehormatan, Ibu Atalia Praratya, Anggota DPR RI Komisi VIII yang membidangi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dalam sambutannya, Ibu Atalia memberikan pesan inspiratif kepada anak-anak dan seluruh warga binaan.
“Anak-anak memiliki hak yang sama untuk tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, kreativitas, dan dukungan emosional, meski dalam keterbatasan ruang. Kita semua punya peran untuk menciptakan ruang itu, sekecil apa pun caranya,” ujar Ibu Atalia.
Selain membuka acara, Ibu Atalia juga meninjau langsung karya-karya para peserta, memberikan apresiasi atas semangat dan kreativitas yang ditunjukkan. Momen ini menjadi titik haru sekaligus bahagia, baik bagi anak-anak maupun bagi orang tua mereka yang sedang menjalani masa pembinaan.
Proses penjurian dilakukan secara profesional melalui kolaborasi antara dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), petugas Lapas, serta warga binaan berprestasi di bidang seni. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kreativitas tetap dapat berkembang subur di lingkungan pemasyarakatan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pembinaan yang mengedepankan pendekatan humanis dan berbasis keluarga. Selain memperkuat ikatan antara ibu dan anak, lomba ini membuktikan bahwa Lapas bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang untuk tumbuh, belajar, dan berproses menjadi lebih baik.
Dengan semangat Hari Anak Nasional, Lapas Perempuan Bandung menegaskan komitmennya dalam mendukung pemenuhan hak-hak anak, serta mendorong terciptanya iklim yang positif dan inklusif bagi seluruh warga binaan dan keluarganya.
(Tanjung Hamirzen)