Bupati Jeje Ritchie Ismail Dorong Pelestarian Tradisi Irung-Irung Sebagai Warisan Budaya Di Parongpong
BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id
Tradisi bukan sekadar warisan, tetapi juga cermin dari kebijaksanaan hidup yang diwariskan turun-temurun. Begitulah makna mendalam dari Ritual Syukuran Cai Irung-Irung yang digelar masyarakat Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (29/10/2025).
Kegiatan yang sarat nilai spiritual dan ekologis ini kembali menjadi simbol rasa syukur masyarakat setempat terhadap limpahan karunia air yang menjadi sumber kehidupan.
Dalam suasana penuh khidmat dan kebersamaan, masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani tanaman hias berkumpul di sumber mata air Irung-Irung. Mereka membawa berbagai hasil bumi dan persembahan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kelimpahan air yang menopang kehidupan mereka.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi kepada warga Cihideung yang telah melestarikan tradisi tersebut dari generasi ke generasi. Ia menilai, tradisi Irung-Irung merupakan bentuk nyata dari kearifan lokal masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam.
“Tradisi Irung-Irung ini adalah harta tak ternilai. Bukan hanya sekadar ritual, tapi filosofi hidup yang mengajarkan kita untuk selalu berterima kasih kepada Tuhan atas karunia air, sekaligus menanamkan kesadaran kolektif untuk menjaga kelestarian mata air,” ujar Jeje dalam sambutannya.
Menurut Bupati Jeje, pelestarian tradisi ini memiliki nilai penting bagi pembangunan berkelanjutan. Selain mempererat silaturahmi antarwarga, kegiatan tersebut juga menjadi media edukatif dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, terutama sumber air yang menjadi penopang utama sektor pertanian di wilayah tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berkomitmen penuh mendukung setiap upaya masyarakat yang bertujuan merawat budaya dan menjaga alam. Irung-Irung bukan hanya ritual, tapi juga ajang silaturahmi dan perwujudan kepedulian kita terhadap sumber kehidupan,” tegasnya.
Tradisi Syukuran Cai Irung-Irung sendiri sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi salah satu daya tarik budaya yang khas di Bandung Barat. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh adat, petani, hingga generasi muda yang ikut serta dalam menjaga keberlanjutan nilai-nilai luhur warisan leluhur.
Dengan digelarnya kembali tradisi ini, masyarakat Cihideung tidak hanya merawat budaya, tetapi juga memperkuat kesadaran ekologis bahwa air merupakan anugerah yang harus dijaga bersama.
Tradisi ini menjadi bukti nyata bahwa harmoni antara manusia dan alam dapat tercipta melalui rasa syukur, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan nilai-nilai yang semakin relevan di tengah tantangan krisis air dan perubahan iklim masa kini. (DRIV).
