Puluhan Tambang Galian C Banyak Yang Tutup di Wilayah Banyuwangi,Setelah Digerebek Polda Jatim

Banyuwangi – jurnalpolisi.id

Puluhan tambang galian C di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendadak tutup pada Kamis 27 November 2025.

Hal itu diduga usai adanya penggerebekan yang dilakukan oleh Polda Jawa Timur (Jatim) di salah satu tambang galian C di wilayah Kecamatan Wongsorejo.

Dampaknya dirasakan oleh kontraktor dan juga para sopir dump truk di Bumi Blambangan.

Para sopir dump truk saat ini tidak bisa mendapatkan bahan material di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Wahyu (43) salah satu sopir dump truk mengatakan tidak ada tambang galian C di Kabupaten Banyuwangi yang buka akibat adanya penggerebekan yang dilakukan Polda Jatim.

“Saya bingung mencari pasir untuk bahan material,” jelasnya.

Ia menyebut di Kabupaten Banyuwangi memang banyak tambang galian C yang tidak memiliki izin operasional.

Total ada 11 tambang galian C di Kabupaten Banyuwangi yang beroperasi dan tidak memiliki izin.

Sementara untuk tambang batu terdapat 6 area yang tersebar mulai Kecamatan Wongsorejo hingga Kalibaru.

“Dari sekian banyak tambang itu yang memiliki izin operasional hanya satu tambang yang berlokasi di Desa Sragi, Kecamatan Songgon. Akan tetapi saat ini tutup lantaran ada kegiatan reklamasi,” terangnya.

Untuk harga satu angkutan pasir atau rit dihargai Rp 550 ribu. Namun saat ini bahan material susah didapatkan.

“Banyak sopir dump truk mengeluhkan tidak mendapatkan pasir,” ungkapnya.

Untuk mengakali kelangkaan pasir tersebut, Wahyu pun membeli pasir yang ada tempat stok meskipun harganya juga terbilang cukup mahal.

“Empat dump truk milik saya terpaksa cari pasir di desa-desa tempat stok pasir. Mau bagaimana lagi saat ini memang tidak ada pasir tersedia,” keluhnya.

Sementara itu, Budi salah satu kontraktor menjelaskan jika kelangkaan pasir akibat seluruh tambang galian C di Banyuwangi tutup juga mengahambat pembangunan proyek.

“Kalau tidak ada pasir bagaimana bisa melakukan pembangunan proyek,” tuturnya.

Ia pun berharap ada kebijakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terkait solusi masalah ini.

“Kalau mendatangkan pasir dari luar daerah juga biayanya pasti membengkak. Saat ini terpaksa mengerjakan proyek seadanya karena terkendala sulitnya material,” pungkasnya.

(Boby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *