Warga Keluhkan Kandang Ternak di Permukiman, Minta Pemerintah Desa & Puskesmas Bertindak
Kerinci – jurnalpolisi.id
Sejumlah warga Desa Koto Tuo Ujung Pasir, Kecamatan Tanah Cogok, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, mengeluhkan keberadaan kandang ternak sapi milik salah satu warga yang berdiri sangat dekat dengan rumah penduduk.
Warga menilai keberadaan kandang tersebut menimbulkan bau tidak sedap, potensi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan jumlah nyamuk di sekitar permukiman.
Berdasarkan penelusuran Jurnalpolisi.id di lapangan, kandang tersebut diduga milik seorang warga bernama Dian. Menurut warga, lokasi kandang sudah lebih dari lima tahun berdiri tanpa jarak aman dari rumah penduduk.
“Setiap hari bau menyengat selalu kami rasakan. Kami sudah meminta pemilik memindahkan kandang, namun belum ada tanggapan,” ujar Saudi, salah satu warga.
Keluhan warga telah disampaikan kepada Kepala Desa. Pemerintah Desa bersama BPD, ninik mamak, tokoh masyarakat, dan warga sempat menggelar rapat untuk mencari solusi. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa kandang diminta untuk dipindahkan minimal 100 meter dari permukiman. Namun hingga kini keputusan tersebut belum dijalankan.
“Sudah ada kesepakatan dalam rapat, tapi sampai sekarang belum ada tindakan dari pemilik ternak,” kata Saudi.
Keluhan serupa juga disampaikan warga lain, Jul, yang tinggal tidak jauh dari lokasi kandang.
“Sejak ada kandang, nyamuk menjadi lebih banyak dan bau busuk sering tercium. Aturan beternak seharusnya tidak membenarkan kandang terlalu dekat dengan rumah warga,” ujarnya.
Warga berharap pemerintah desa, dinas lingkungan hidup, serta pihak Puskesmas dapat melakukan peninjauan dan memberikan solusi sesuai aturan kesehatan lingkungan, terutama terkait potensi berkembangnya penyakit yang ditularkan nyamuk.
Respons Pemerintah Desa
Kepala Desa Koto Tuo Ujung Pasir, Sunandar, membenarkan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan warga melalui rapat desa.
“Kami sudah memberikan batas waktu satu bulan kepada pemilik ternak untuk memindahkan kandang. Namun hingga sekarang belum dilaksanakan,” ujarnya.
Ia menegaskan pemerintah desa akan mengambil langkah sesuai aturan apabila batas waktu yang diberikan telah berakhir.
“Kami mengutamakan kenyamanan dan kesehatan warga. Kekhawatiran munculnya penyakit seperti DBD sangat masuk akal, mengingat jumlah nyamuk meningkat,” kata Sunandar.
Perihal Peran Petugas Kesling
Dalam pemantauan Jurnalpolisi.id, sejumlah warga juga mempertanyakan peran Petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas Sanggaran Agung dalam melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan permukiman.
Namun demikian, hingga berita ini diterbitkan, pihak Puskesmas Sanggaran Agung dan pemilik kandang sapi belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan ini.
Redaksi Jurnalpolisi.id tetap membuka ruang seluas-luasnya bagi pemilik kandang, pihak Puskesmas, maupun instansi terkait untuk menyampaikan klarifikasi atau hak jawab.
(Mul)
