OPINI: Lendutan Jembatan Mujur-Sukaraja: Kekhawatiran Warga yang Tak Bisa Diabaikan

Sukaraja – jurnalpolisi.id

Bayangkan Anda melintasi jembatan yang seharusnya menjadi penopang harapan mobilitas warga, tapi justru tampak melengkung kebawah seperti bangunan tua yang lelah menahan bebannya sendiri. Itulah pemandangan pilu yang kini menyapa mata warga di kawasan Mujur-Sukaraja, Lombok Tengah.

Proyek jembatan yang sedang dikerjakan CV. Katik Untung sebagai pelaksana, dengan CV. Iklas Mandiri sebagai konsultan pengawas, dan anggaran Rp796 juta dari Operasional Seksi Pembangunan Kabupaten (Opsen PKB) 2025, kini terlihat menampilkan lendutan mencolok pada struktur bangunannya. Secara visual, ini bukan sekadar cacat estetika—ini sinyal merah bahaya struktural yang mengancam keselamatan.

Warga setempat, sebagai penerima manfaat langsung, tak hening begitu saja. Kekhawatiran mereka nyata: bagaimana jika lendutan ini memburuk, menjebak nyawa pejalan kaki, pengendara, atau bahkan anak sekolah yang bergantung pada akses ini? Mereka menuntut kajian mendalam dan perbaikan segera dari pihak terkait.

Respons Kadis PUPR Lombok Tengah memberikan secercah harapan. Saat dikonfirmasi via WhatsApp, ia menegaskan bahwa timnya, bersama konsultan pengawas dan penyedia, siap melibatkan tim ahli perguruan tinggi jika diperlukan. “Saya sudah minta KPA/PPK untuk segera melakukan itu. Tunggu hasil kajian dulu baru bisa memastikan,” ujarnya tegas.

Langkah ini patut diapresiasi, tapi juga harus diwujudkan dengan cepat dan terbuka. Kajian menyeluruh bukan akhir, melainkan awal dari perbaikan sistemik—mulai dari pengawasan ketat hingga sanksi bagi kelalaian.

Lendutan ini mencerminkan tantangan struktural pembangunan kita. Anggaran ratusan juta tak boleh berujung pada keraguan warga. Pemerintah Loteng harus prioritaskan keselamatan, publikasikan hasil kajian secara real-time, dan libatkan masyarakat dalam monitoring. Hanya begitu, jembatan Mujur-Sukaraja bisa bangkit sebagai simbol kemajuan, bukan monumen kegagalan. Warga Lombok Tengah pantas dapat yang terbaik—jangan biarkan lendutan merusak kepercayaan publik.

Praya, 21 Desember 2025

Aman Keseq
Pemerhati Sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *