Pelaksanaan Skrining Tuberkulosis (TBC) melalui Metode Mantoux Test bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Banda Aceh.

Banda Aceh,- jurnalpolisi.id

Dalam rangka pelaksanaan penelitian mengenai penyakit Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pemasyarakatan, Lapas Kelas IIA Banda Aceh memfasilitasi kegiatan skrining dan pemeriksaan yang dipimpin langsung oleh Kapten dr. Wirio, dari Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK USK, Selasa (30/12/2025).

Sasaran dari kegiatan penelitian ini mencakup sebanyak 200 orang Warga Binaan yang menjalani rangkaian pemeriksaan intensif guna mendeteksi dugaan penyakit menular secara akurat. Alur pemeriksaan dilaksanakan secara sistematis, dimulai dari tahap pendaftaran, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi dan berat badan, proses skrining kesehatan umum hingga pengecekan kadar gula darah, dan diakhiri dengan pelaksanaan Mantoux Test (Uji Tuberkulin).

Kepala Lapas Kelas IIA Banda Aceh, Edi Cahyono, disela kesempatannya mengatakan sangat mendukung penuh penyelenggaraan program penelitian ini sebagai bentuk perhatian serius terhadap pemenuhan hak dasar warga binaan di bidang kesehatan. Dukungan ini didasari pada pentingnya langkah deteksi dini melalui Mantoux Test untuk memetakan kondisi kesehatan warga binaan secara spesifik, mengingat hunian yang padat memiliki risiko penularan yang tinggi.

“Kegiatan ni saya diharapkan tidak hanya sekedar memberikan data bagi kepentingan akademis, akan tetapi juga menjadi landasan bagi Lapas kelas IIA Banda Aceh dalam mengambil langkah medis yang tepat dan terukur, guna menjaga kesehatan sebagai pemenuhan hak dasar bagi warga binaan secara berkelanjutan, ujarnya.”

Seluruh tahadapan pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) terhadap 200 Warga Binaan berjalan dengan lancar dan tertib, serta mendapatkan pengawasan secara langsung oleh petugas pengamanan bersinergi dengan tim medis Lapas.

Sekedar Informasi bahwa, hasil dari pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) ini akan diobservasi lebih lanjut secara sistematis dalam dua hari ke depan sebagai langkah petunjuk penanganan medis selanjutnya.

Melalui sinergitas antar lintas sektor dalam pelaksanaan skrining tuberkulosis, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari wabah penyakit menular, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan para Warga Binaan selama menjalani masa pembinaan di lapas kelas IIA Banda Aceh.

Zainal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *