Usut Penyebar Foto dan Narasi Hoaks Terhadap Sekjen PSSI
Jakarta – jurnalpolisi.id
Di era digital ini, sangat penting bagi kita untuk tidak mudah terprovokasi oleh foto atau gambar editan, terutama yang dihasilkan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), karena teknologinya semakin canggih dan bisa terlihat sangat nyata. Kecanggihan teknologi AI saat ini memungkinkan siapa saja mengedit foto hanya dalam hitungan detik. Mulai dari mempercantik wajah, mengubah ekspresi, mengganti latar belakang bisa dilakukan dengan sangat mudah. Sehingga foto editan AI ini dapat dengan mudah di buat untuk tujuan tertentu dalam menyebarkan berita hoaks.
Terbaru muncul di akun media sosial unggahan foto dan narasi hoaks yang membangun freming negatif terhadap sekjen PSSI Yunus Nusi yang telah di manipulasi seolah-olah berada di lokasi perjudian di Singapura. Unggahan itu beredar sejak 13 Desember 2025 hingga saat ini, melihat hal ini para pendukung PSSI merasa terganggu atas berita hoaks tersebut di sosial media.
Menurut informasi bahwa foto AI yang beredar di media sosial dapat dengan mudah dimanipulasi atau disajikan dengan konteks tertentu untuk menciptakan narasi negatif yang diinginkan, sering kali tanpa disadari oleh audiens. Penggiringan opini melalui foto adalah sangat efektif karena media visual memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi persepsi dan emosi publik secara cepat.
Kordinator LAKSI Azmi Hidzaqi dalam rilisnya mengatakan bahwa penggiringan opini yang disebarkan melalui foto tersebut sangat tendensius dan bisa memantik rasa kebencian di masyarakat, selain itu juga foto tersebut tidak bisa di pertanggung jawabkan, negara perlu mengusut siapa yang menjadi dalang yang menyebarkan berita hoaks tersebut. Foto yang beredar terkait sekjen PSSI merupakan jenis tipuan atau penyebaran informasi yang salah secara sengaja dengan maksud untuk menyesatkan publik untuk kepentingan tertentu. Karena perbuatan yang dilakukan oleh pemilik akun- akun yang tidak bertanggungjawab tersebut jelas-jelas sangat mencederai dan mengganggu harkat, martabat sekjen PSSI.
Kami juga mengimbau masyarakat agar jangan langsung percaya dengan judul yang bersifat provokatif atau bombastis, yang kini menyerang sekjen PSSI, sudah seharusnya publik sadar bahwa judul yang ditampilkan dalam berita dan foto soal sekjen PSSI merupakan freming jahat yang merupakan pemembunuhan karakter.
Oleh karena itu maka kami mengecam pelaku penyebaran berita hoaks terhadap sekjen PSSI yang dinilai dapat merusak kredibilitas seseorang. Menurutnya, hoaks tidak lahir secara spontan. Ia menilai penyebaran informasi palsu pasti memiliki motif dan tujuan tertentu, serta dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Kami juga mengimbau agar masyarakat Indonesia lebih waspada ketika mendapat gambar tangkapan layar mengenai suatu berita. Sebab, tangkapan layar dari suatu situs berita terpercaya yang sudah diedit menjadi judul berita hoaks sulit dibedakan.
Azmi Hiddzaqi
Kordinator LAKSI
Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia
