Kerukunan AMERERE di Mimika, Kehilangan Satu Jiwa: Yoshua Wutwensa Jatu di Laut Puriri, Tidak Ditemukan Jenazanya:

Mimika-jurnalpolisi.id

Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Amerere di Kabupaten Mimika, kembali kehilangan satu jiwa paskah jatunya Yoshua Wutwensa diseputaran perairan Puriri pada hari Sabtu, Tanggal 16 Juli 2022. Yoshua Wutwensa dikenal sebagai sosok seorang Guru SD yang dengan tulus menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Namun, mengingat kondisi kesehatan kedua orang tuanya Ayah dan Ibu, iapun tak tega untuk meninggalkan begitu lama sehingga iapun kembali meninggalkan tempat tugasnya untuk bertemu kedua orang tuanya di Kota Timika.

Putra pertama dari Bapak Tonci Wutwensa, dan Ibu Orpa Raprap adalah satu satunya Putra yang perjuangkan untuk memiliki Gelar Pendidikan (Spd), guna melihat nasib kedua orang tuanya selanjutnya. Akan tetapi, berakhirlah sudah impian kedua orang tuannya setelah Yoshua Wutwensa jatu di Perairan Puriri Kabupaten Mimika, hingga Jenaza Putra pertama dari Bapak Tonci Wutwensa dan Ibu Orpa Raprap tidak ditemukan selama 7 hari Operasional pencarian yang dilakukan oleh Basarnas Polairud serta keluarga Yoshua Wutwensa.

Jatunya Yoshua Wutwensa, dari Speed Boat yang ditumpanginya hingga Jenaza tak ditemukan sangat melukai hati Keluarga Besar Amerere di Kabupaten Mimika, terkhususnya kedua orang tua bersama Istrinya. Putra pertama dari Bapak Tonci Wutwensa dan Ibu Orpa Raprap, kini meninggalkan Istri dan seorang anak bernama Willem Wutwensa yang berusia 3 Bulan. Kedua orang tua Almarhum tak menyangkah perjalanan Putra pertamanya harus berakhir di Perairan Puriri, saat Speed Boat yang ditumpanginya dihantam Gelombang.

“Saya berharap kepada yang maha kuasa, agar anak saya ditemukan oleh keluarga yang sedang melaksanakan pencarian dalam bentuk apapun saya terima,” demikian ucap Ayah Kandungnya. Menindaklanjuti perkataan dari Ayah Kandung Yoshua Wutwensa, maka Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Amerere di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua yang turut serta merasa kehilangan anak, adik, terkasih mengambil sikap bijaksana dalam melakukan pencarian di Perairan Laut Puriri Timika. Bahkan pula, Pembina AMERERE BPK B. Taruly dan Ketua Kerukunan AMERERE BPK A. Selwur ikut serta bermalam di Pulau Puriri Timika selama dua malam.

Namun, dalam proses pembuatan adat istiadat di Laut Puriri serta Daratannya, banyak cobahan yang datang mengantuhi kedua Bapak tersebut hingga membuat BPK Pembina B. Taruly memegang parangnya sambil membaringkan kapalanya diatas tempat tidur sampai pagi hari. “Bagaimana, saya tidak pegang parang. Ini, sudah tengah malam. Kalau orang baik baik, tidak apa apa. Tetapi kalau orang tidak baik atau orang jahat bagaimana,” begitulah Pembina kata AMERERE B. Taruly. Sementara, pernyataan dari Ibu Kandung Yoshua Wutwensa kepada Keluarga Besar Amerere di Mimika. “Saya belum ikhlas kepergian anak saya, dan saya yakin dia masih hidup. Sebab, belum ada tanda tanda yang menampakan dirinya dihadapan saya sebagai Ibu yang melahirkannya, serta membesarkan hingga dia menjadi seorang Guru,” demikian tutur Ibu Kandungnya.

Editor: Keklir Kace Makupiola
Perwakilan: Papua & Maluku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *