Plt Kadisdikbud Lhokseumawe Klarifikasi Isu Pengabaian Wartawan dan Foto Bersama Kepala Sekolah

Lhokseumawe, 4 Mei 2025 – jurnalpolisi.id

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Lhokseumawe, Dedi Irfansyah, ST, MT, memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang menyebut dirinya mengabaikan wartawan saat hendak dimintai keterangan usai kegiatan resmi.

Dedi menjelaskan bahwa pada saat kejadian, ia tengah dalam perjalanan menghadiri rapat bersama Wali Kota Lhokseumawe di Guest House dan harus tiba tepat waktu sesuai agenda yang telah dijadwalkan.

“Saya ada agenda rapat dengan Pak Wali Kota di Guest House, jadi saya harus datang lebih awal. Disiplin adalah hal yang utama dalam menjalankan tugas,” ujar Dedi Irfansyah saat dikonfirmasi pada Minggu (4/5).

Dedi menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menolak media ataupun menghindar dari wawancara. Menurutnya, media adalah mitra penting pemerintah dalam menyampaikan informasi pembangunan dan kebijakan kepada masyarakat.

“Siapapun yang ingin berdiskusi atau mewawancarai saya, silakan. Saya selalu terbuka, apalagi demi kemajuan pendidikan di Kota Lhokseumawe. Saya pasti akan dukung sepenuhnya,” tegasnya.

Menanggapi isu lain yang menyebut dirinya bergandengan tangan dengan para kepala sekolah saat sesi foto bersama, Dedi membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa itu tidak benar.

“Terkait isu bergandengan tangan, itu tidak benar. Kami hanya melakukan sesi foto bersama seusai upacara, tidak ada sikap atau tindakan yang berlebihan,” jelasnya.

Senada dengan itu, salah satu kepala sekolah yang ikut dalam sesi foto tersebut juga memberikan klarifikasi. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, ia menegaskan bahwa tidak ada kontak fisik yang melanggar norma.

“Sepengetahuan saya, setelah upacara Hardiknas selesai, semua kepala sekolah, baik laki-laki maupun perempuan, hanya melakukan sesi foto bersama. Tidak ada yang memeluk lengan atau bergandengan tangan dengan Pak Plt Kadis,” ungkapnya.

Dengan klarifikasi ini, Dedi berharap tidak ada kesalahpahaman lebih lanjut dan publik bisa memahami situasi sebenarnya.

(Syh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *