LAKPESDAM Flores Timur dan Pemerintah Desa Riangkemie Bersinergi Perkuat Perlindungan Pekerja Migran

Flotim – jurnalpolisi.id

Dalam mewujudkan hubungan bilateral antara Negara, melalui Kementenrian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) GIZ mendukung perbaikan tata kelola Pelindung Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya dengan skema pendampingan oleh organisasi masyarakat sipil yaitu Lakpesdam PBNU.

Program Penguatan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P3MI BK) hasil agreement GIZ dengan LAKPESDAM PBNU bertujuan untuk memperkuat mekanisme keterlibatan Masyarakat, Pemerintah Lokal Desa,Pemerintah Daerah dan komunitas pada perlindungan PMI baik calon PMI maupun purna PMI dan keluarga secara terpadu melalui pendekatan partisipatif,berbasis komunitas dan berkelanjutan sehingga berdaya secara finansial dan memiliki ruang bersama mengadvokasi problem yang di alami PMI.

Program ini juga akan membantu KP2MI dalam mempercepat pembentukan Desa Migran Emas serta menyusun produk pengetahuan sebagai guideline Pemerintah Desa memperkuat migrasi aman bagi warganya,sebagai masyarakat sipil Lakpesdam juga akan memfasilitasi terbentuknya Kelompok Pelindungan Migrasi aman di Desa atau pun sebutan lain seperti kelompok kerja dan satgas yang akan mengawal lahirnya kebijakan tata kelola migrasi aman dilevel Desa.

Dari 10 wilayah program ini salah satunya Kabupaten Flores Timur di mana meliputi 2 Desa di Wilayah Kabupaten tersebut yaitu Desa Riangkemie Kecamatan Ile Mandiri dan Desa Helanlangowuyo Kecamatan Ile Boleng. Pemerintah Desa Riangkemie menerima kunjungan Tim LAKPESDAM ( Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) di ruang kerja Kepala Desa Riangkemie kehadiran tim diterima langsung oleh Kepala Desa Riangkemie, Thomas Irianto B. Lewar Pertemuan ini membahas Teknis Pelaksanaan Program Penguatan Perlindungan Pekerja Migran Berbasis Komunitas yang digagas oleh LAKPESDAM PBNU bersama KP2MI dan GIZ.

Dalam kesempatan tersebut, Pemdes Riangkemie menyampaikan apresiasi atas inisiatif program ini, mengingat Desa Riangkemie merupakan salah satu desa dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang cukup tinggi. Tidak sedikit masyarakat yang menghadapi persoalan serius, mulai dari proses keberangkatan yang tidak prosedural, perlindungan kerja yang minim di negara tujuan, hingga masalah kepulangan,ujarnya

Kepala Desa menyampaikan,kami juga sempat mendorong kegiatan ini ditahun 2018 dimana pada saat itu kami mengikuti kegiatan Program Diskriminatif Desa Migran Produktif di Jakarta waktu itu dari Kabupaten Flores Timur 2 Desa yaitu Desa Riangkemie dan Helanlangowuyo bersama dengan Kementrian langsung kita sempat bicara soal bagaimana migran kita dan juga keluarga-keluarga kita migran di sini butuh program pendampingan dan sentuhan langsung dari Kementerian,untuk itu melalui kerjasama ini Pemdes Riangkemie berharap adanya pendampingan yang lebih terstruktur bagi calon PMI maupun keluarga yang ditinggalkan,termasuk penyediaan data yang valid, peningkatan pemahaman hukum, serta akses layanan aduan jika terjadi permasalahan,harapan kami,Desa Riangkemie dapat menjadi desa yang lebih siap melindungi dan mendampingi warganya yang menjadi pekerja migran dan program ini semoga menjadi langkah nyata untuk menekan kasus PMI non-prosedural, memberikan rasa aman, serta membuka peluang ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat,ujar Thomas Irianto B. Lewar

Dengan program ini besar harapan kami meminta dukungan dari pemerintah persoalan sekarang ini kekuatan-kekuatan itu harus kita gerakan bersama dengan adanya regulasi yang diatur secara komprehensif dan di desa migran produktif kita flores timur dengan terjalinnya kerjasama ini, Pemdes Riangkemie optimis dapat merealisasikan harapan besar masyarakat, hadirnya desa yang peduli, melindungi, dan memberdayakan keluarga pekerja migran secara berkelanjutan menuju Desa Migran Emas,tutupnya.

Editor Adnan Watan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *