Tradisi Bubak Bumi 2025 di Dam K Stail Sidorejo: Wujud Syukur dan Gotong Royong Petani Banyuwangi
Purwoharjo,Banyuwangi – jurnalpolisi.id
Tradisi Bubak Bumi tahun 2025 kembali digelar di Dam K Stail, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, pada Kamis (30/10/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum tahunan masyarakat tani untuk bersyukur atas limpahan rezeki dari hasil bumi sekaligus memohon kelancaran musim tanam yang akan datang.
Acara seremonial dibuka dengan simulasi penyelamatan (water rescue) oleh tim BPBD Banyuwangi, dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada sekitar sepuluh anak yatim. Suasana semakin semarak dengan penampilan tari “Sumber Penguripan” yang melambangkan kehidupan dan kesuburan tanah pertanian.
Pembawa acara turut membacakan dua pantun penuh makna yang menggugah semangat peserta
Padi menguning di tengah sawah,
Angin semilir sejuk menyapa bumi,
Festival Bubak Bumi terasa megah,
Wujud syukur atas limpahan rejeki
Mentari pagi berseri,
Petani melangkah penuh suka cita,
Festival Bubak Bumi menyatukan hati,
Antara manusia, alam, dan Sang Pencipta
Acara semakin meriah ketika peserta yang paling cepat menjawab “cakep” dengan lantang mendapat hadiah dari panitia.
Selain upacara adat, kegiatan Bubak Bumi tahun ini juga dirangkai dengan berbagai layanan masyarakat seperti pelayanan administrasi kependudukan (KTP, KK, akta kelahiran, dan aktivasi IKD), perizinan usaha (NIB), konsultasi pertanian, layanan UMKM, serta pemeriksaan kesehatan gratis.
Turut hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimda Kabupaten Banyuwangi, di antaranya Dandim 0825 yang diwakili Kasdim Mayor Suprapto, perwakilan Danlanal dan Kapolresta Banyuwangi, sejumlah Kepala SKPD, Camat Purwoharjo dan Tegaldlimo, Plt Kepala Dinas PU Pengairan Riza Al Fahriby, S.T., M.Sc., Korsda se-Kabupaten Banyuwangi, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta Ketua Induk Hippa Tirto Arum Dam K Stail, Riono Efendi beserta jajaran GHIPPA dan Hippa se-Kabupaten Banyuwangi.
Dalam laporannya, Ketua Induk Hippa Tirto Arum, Riono Efendi, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan seluruh pihak dalam pelaksanaan kegiatan Bubak Bumi. Ia menjelaskan bahwa wilayah kerja Tirto Arum mencakup saluran tersier K Stail dengan luas sekitar 6.000 hektare yang membawahi beberapa GHIPPA seperti GHIPPA Grajagan, Skunder Kalipait, dan Skunder Kedunggebang.
“Harapan kami, hubungan baik dan kerukunan antarpetani terus terjalin. Jika ada permasalahan di wilayah kami, mari diselesaikan dengan bijak dan musyawarah. Semoga Banyuwangi senantiasa makmur dengan sedekah tenaga, pikiran, dan harta yang kita niatkan untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda, yang hadir mewakili Bupati Banyuwangi, menyampaikan salam hangat dan apresiasi dari Ibu Bupati Banyuwangi kepada seluruh petani dan pengurus Hippa yang telah menjaga tradisi luhur ini.
“Bubak Bumi bukan hanya seremonial semata, melainkan simbol penghormatan kepada alam dan air sebagai sumber kehidupan. Tradisi ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen sekaligus doa agar musim tanam berikutnya berjalan lancar, terhindar dari bencana, dan menghasilkan panen yang melimpah,” tuturnya.
Ilham juga menyebutkan bahwa sektor pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian Banyuwangi. “Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi meningkat dari 4,68 persen di tahun 2024 menjadi 5,85 persen pada triwulan pertama tahun 2025. Pemerintah Kabupaten berkomitmen memperkuat sektor pertanian melalui infrastruktur, sarana prasarana, serta pemberdayaan kelompok tani,” tambahnya.
Sebagai simbol rasa syukur, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Plt Kepala Dinas PU Pengairan, Riza Al Fahriby, S.T., M.Sc., yang kemudian diserahkan kepada Ketua Induk Hippa Tirto Arum.
Riza dalam kesempatan terpisah menuturkan bahwa kegiatan Bubak Bumi menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi antarinstansi dan masyarakat. “Selain tradisi doa bersama memohon kelancaran masa tanam, kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, perizinan, dan penanggulangan bencana. Intinya kita saling memberikan manfaat dan menjaga kelestarian alam,” ujarnya.
Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Bubak Bumi 2025 di Dam K Stail menjadi simbol sinergi antara manusia, alam, dan Sang Pencipta demi mewujudkan pertanian Banyuwangi yang makmur, berkelanjutan, dan berdaulat pangan.
(Boby)
