PT Vale Indonesia Gandeng Perusahaan Besar Kelola Nikel Morowali

 Morowali- jurnalpolisi.id Proyek pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yakni melalui PT. Vale Indonesia akan terus berupaya mewujudkan komitmen investasinya sesuai amandemen kontrak karya. Mitra kerja PT. Vale Indonesia resmi melakukan penandatanganan dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek ( PCFA ) yakni Taiyuan Iron dan Steel Grup Co, Ltd serta Tisco dan Shandong Xinhai pengolahan nikel di Sulawesi Tengah. 25 Juni 2021,  fasilitas pengolahan nikel di Sulteng terdiri dari delapan ( 8 )  lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya. 8/11/2021. Proyek Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT. Vale Indonesia seluas 16,395 hektar berada di Blok 2 dan Blok 3 di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah “Pembangunan smelter yang dilakukan oleh perusahan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.” Terkait studi lanjut, kini sedang Mitra dilakukan oleh mitra PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan  nikel serta fasilitas pendukung di Sambalagi, material biji dari area penambangan di Bahodopi Blok 2/3, dibawa menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi” Daerah Pomalaa Sulawesi Tenggara ( Sultra ), PT Vale memiliki area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar untuk proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale  dan pabrik pengolahan mengunakan HPAL ”’atau teknologi high pressure Aacid leaching yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co. Ltd (SMM) dan PT Vale”‘Wilayah penambangan biji limonit dengan kadar rata-rata 1,36% Ni dan produksi sebanyak 5,2 juta metrik ton basah per tahun yang selanjutnya diumpankan ke pabrik HPAL.” Asumsi PT Vale akan menambang biji saprolit  dengan kadar rata-rata  1,76% Ni dan produksi sebanyak 4 juta metrik ton basah per tahun, term-sheet Agreement antara PT Vale dengan SMM sedang dilakukan finalisasi bersama dengan detil perjanjian yang lain seperti pembiayaan proyek, perjanjian jual beli biji, perjanjian penjualan produk, perjanjian pemegang saham kedua proyek tersebut dan saat ini kedua mitra usaha sedang melakukan percepatan dokumen perizinan demi  mempersiapkan operasional sehingga proyek dipastikan akan berjalan aman dan sesuai aturan. Selaku Dirut PT Vale Indonesia Dani Widjaja menjelaskan, kedatangan Executive IGP ke Proyek Bahadopi dan Pomalaa tentunya ingin melihat secara langsung seperti apa area yang ada dibawah tanggungjawab keduanya. Menurutnya, proyek di Bahodopi dan Pomalaa feasibility studinya sudah hampir selesai.  Saat ini proses perizinannya sedang diselesaikan. Kedepan kita berharap bagaimana proyek ini menjadi investasi yang saling menguntungkan sehingga timbal baliknya kita akan berikan hasil yang positiv untuk para pemegang saham kita. Ungkap Dani Widjaja Direktur PT. Vale Indonesia dalam rilisnya yang diterima respon aktual. Menurut Dani negosiasi komersial dengan partner usaha di wilayah Bahodopi, akan dilakukan perjanjian-perjanjian mengenai kewajiban pemegang saham, termasuk di antaranya ore supply agreement yang akan dioperasikan oleh PT Vale di pertambangan Bahodopi maupun Pomala dan kita nantinya akan menyuplai bijih ke perusahaan pengolahan dalam bentuk Joint Venture (JV) dimana PT Vale akan memiliki saham,” ungkapnya.**(is) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *