BANDUNG – jurnalpolisi.id
ketua RW 05 Jl.Racawaliwis, Desa tegalluar Kabupaten Bandung, menyalurkan bantuan sosial di sejumlah titik di kawasan Pemukiman,bagi warga terdampak penanganan wabah covid-19. Seluruh penyaluran dilakukan dengan melibatkan ketua RT setempat untuk menyisir kediaman setiap warga.
Salah satu lokasi penyaluran yakni RT 01 dan RT O4 Desa Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Beberapa paket sembako dari Provinsi Jawa Barat dibagikan dengan melibatkan langsung ketua RT dan tokoh masyarakat.dalam pembagian maupun pengawasan.
“Warga kami di 4 RT dari 231 KK,semua warga itu kita sisir satu per satu, sehingga warga kita, tidak ada keluhan dalam pembagian bantuan,” kata Ketua RW 05, Ajum di lokasi, Kamis (4/6/2020).
Dia menyebut sistem penyisiran maupun Pembagian di Kantor RW telah didiskusikan bersama antara ketua RT setempat.
Ajum mengatakan sistem dibuat dengan Cara Musyawarah dan Bergotong royong agar penyaluran bantuan tepat sasaran dan tak ada selisih paham antawarga.
“Karena kami RW bersama RT, sama-sama kita turun ke lapangan. Untuk warga yang paling berhak atau yang terdata didata base Pemerintahlah yang kita dahulukan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, komunikasi yang dibangun antar warga untuk memperhatikan lingkungan juga menjadi kunci penting berjalannya distribusi bansos. Warga mendapat info dengan baik dan tidak merasa dirugikan dan tidak salah faham
“Kadang-kadang kami menemukan warga yang rumah dan kehidupannya lumayan, tapi dia dapat juga, namanya ada di situ. Lalu kami tanya dan berikan pengertian agar bantuan yang seharusnya dia terima bisa dialihkan atau berbagi supaya saring merasakan atau berbagi rasa kepada warga lain yang jauh lebih membutuhkan,” ujar Ajum.
Delis (35), seorang ibu rumah tangga mengaku sejak adanya wabah covid-19 perekonomian keluarganya mengalami lesu. Dia mengaku bersyukur bantuan dari pemerintah sudah keterima baik Sembakonya maupun Uang tunai dan saya juga Berterima kasih kepada Ketua RT dan RW yang atas kerja keras membagikan Bantuan Pemerintah ini sehingga sedikit banyak bisa membantu perekonomian keluarga.
“Suami kerja mengelola futsal ,Sejak covid-19 kondisinya sepi penyewa sehingga perekonomian keluarga agak terganggu,” katanya.
Hal serupa juga dialami oleh Wiwin (43)Penjahit busana wanita,mengaku yang biasanya bisa Berjualan dari hasil menjahit dihalaman Parkir Stadion GBLA sekarang sudah tidak bisa lagi berjualan sehingga keberlangsungan hidup keluarganya terganggu akibat dampak pandemi covid-19. Padahal dia saat ini merawat anaknya yang masih Sekolah dan membutuhkan biaya. (ICkY)