SPBU Di Barut Masih Jadi Polemik, Pengguna Umum Di Stok 200 Ribu, Tapi Bak Terbuka Boleh Ngantri

Muara Teweh – jurnalpolisi.id

Dikutip dari berbagai media antaranya suaraborneo.co.id, serta berhamburan di  facebook warga sekitar, ternyata SPBU di Barito Utara masih menjadi polemik di kalangan masyarakat terutama antara para pelansir dan pengguna jalur umum, sekalipun sudah terdapat tujuh unit usaha, yang ada di seputaran kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara Di Provinsi Kalimantan Tengah

Dari rilis medianya Manggara atau yang akrap di sapa Harianja, salah soerang Pimred Media Siber Suaraborneo.co.id 5/2/2021,
Menjelaskan bahwa, “Keberadaan tujuh  SPBU  diharapkan dapat mencukupi ketersediaan BBM untuk masyarakat, namun  belum sepenuhnya terpenuhi. Kenapa dan Ada apa? Pertanyaan tersebut, namun tidak pernah diungkapkan, Sebab sering sekali  BBM di 6 SPBU kosong?

Keberadaan SPBU  Batara Membangun milik pemerintah daerah  yang dikelola oleh Perusahaan  Daerah Barito Utara tentu  membangun gairah dan semangat masyarakat untuk pemenuhan ketersediaan  BBM. Akan tetapi ternyata kehadiran SPBU Batara Membangun belum sepenuhnya mampu mencukupi pemenuhan ketersediaan BBM untuk masyarakat. Buktinya beberapa kali terlihat SPBU Batara Membangun tutup karena kehabisan stok BBM. Tulisnya jelas.

“Sementara sangat jelas terlihat bahwa dalam  praktek pelayanan usaha SPBU Batara Membangun  kepada konsumen, SPBU  Batara Membangun tidak pernah melayani pelanggan yang membawa jirigen atau jenis tempat lainya selain ke Tanki kendaraan. Warga mendapatkan pelayanan yang baik. Lalu kenapa sering kehabisan stok? Bahkan beberapa hari ini (03/02/21) stok habis dan (04/02/21) volumen penjualan BBM kepada pelanggan roda empat dibatasi, maksimal pembelian 200 ribu. Pelanggan tentu sangat bersyukur sebab BBM  di beberapa SPBU yang ada di Muara Teweh justru tutup karena kehabisan  BBM?

Masyarakat sebagai konsumen  SPBU Batara Membangun sangat berharap dapat menambah volumen pembelian BBM sehingga pemenuhan BBM untuk masyarakat dapat terpenuhi.

Ironisnya, kala BBM langka,  terlihat di SPBU lainnya, pihak SPBU  sering terlihat melayani  pelanggan yang membawa jirigen. Tampak jirigen ukuran 5 liter sampai ukuran volume 35 liter dibawa pelanggan dan dilayani SPBU. Bahkan mobil bak terbuka yang mana diatas baknya adalah drum, dan minubus penuh dengan jirigen juga dilayani SPBU.

Bahkan disalah satu SPBU yang berlokasi di Jalan Pramuka, Kamis, 03/02/21, sekitar pukul 09.00 wib, terlihat antrian pelanggan sambil menunggu  pengisian BBM ke  puluhan jirigen yang terang terangan disusun di samping pompa pengisian BBM..

Pelanggan hanya bisa menonton dan mengantri dibelakang pelanggan yang membawa jirigen, sementara kelangkaan BBM khususnya Premium dan pertalite terjadi di muara Teweh.

Kemudian pertanyaan mendasar, Bolehkan membeli BBM di SPBU dengan Memakai Jirigen? Tentu Boleh. Tapi ada syaratnya.

Dilansir dari Detikoto, 18/06/20. Syaratnya harus ada surat pendukung.

Membeli BBM dari SPBU dengan memakai jirigen boleh asal tidak diperjual belikan lagi. Demikian pernyataan vice communication PT. Pertamina (Persero) Fajriyah Usman kepada Detikoto (18/06/20).

“Karena menurut UU migas no
22 tahun 2001, PP 36 tahun 2004, bahwa untuk melakukan usaha hilir migas harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah dalam hal ini kementerian ESDM (Dirjen Migas) dan mendapatkan ijin usaha niaga tersebut ke BPH migas” kata Fajriyah.

“Terkait pembelian solar dengan jirigen, disarankan untuk tidak digunakan sebab jirigen yang tidak sesuai dengan SNI sangat rentan dengan listrik statis yang mengakibatkan insiden di SPBU” terang Fajriah.

“Perilaku pihak SPBU yang melayani pembeli dengan membawa jirigen bahkan drum dalam mobil minibus dan bak terbuka menurut informasi beberapa warga sudah berungkali dilaporkan kepada pihak yang berwenang, akan tetapi kejadian kejadian yang sama masih saja berlangsung.

Ditempat terpisah, Titan selaku aktivis dan penggiat media sosial di barito utara sangat menyayangkan praktek di beberapa SPBU di barito utara belakangan ini yang tidak peduli dengan nasib masyarakat kecil dan layak. Bagaimana tidak? Sebab hampir semua SPBU di daerah ini “dikuasai” pelangsir namun jatah umum 1 mobil malah di Stok 200 ribu, bahkan jatah masyarakat umum yang layak hampir tidak ada. Namun demikian kami juga berterima kasih kepada pemilik SPBU Pal 7 di SMA-2 sebab pantauan kami kemaren (04/02/2021) di SPBU ini masih “ada” jalur khusus untuk masyarakat umum.

Mengatasi hal ini tentu saja peran pemda bersama pihak terkait sangatlah penting mengingat pemda sebagai pengatur dan aparat penegak hukum sebagai penindak apabila ada pelanggaran hukum. Dengan demikian masyarakat merasa terlayani oleh pemerintah, “Tutup Titan

Diketahui bahwa harga peremium di pengecer muara Teweh (04/02/21) seharga Rp.10.000 per liter. (Hsn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *