Wiwitan di Bengkok Kades Tumpukan, Hasil Panen Untuk Warga

Klaten,  jurnalpolisi.id

Musim tanam  yang ketiga (MT 3), petani di Desa Tumpukan tetap menanam padi karena kebutuhan air untuk irigasi masih melimpah. Begitu juga dengan tanah kas desa yang menjadi bengkok atau untuk tunjangan kepala desa,  sebanyak 30 petak juga ikut ditanami padi.

Rabu (18/11/2020), Sesuai dengan tradisi yang ada diwilayah setempat, Kepala Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten mengadakan wiwitan atau memulai panen padi di sawah bengkok kepala desa pada saat musim panen telah tiba.

Acara wiwitan yang diikuti oleh puluhan warga tersebut menggunakan alat pemotong padi tradisional ani-ani.

Kepada jurnalpolisi.id, Kepala Desa Tumpukan Suyamto menyampaikan, semenjak dirinya menjabat kepala desa pada periode 2019-2025, ia sudah melaksanakan 3 kali tradisi wiwitan.

” Untuk yang ketiga kali ini, yang ikut tradisi wiwitan warga dari Dk. Jambal RW 12 dan warga Dk. Tumpukan RW 07,” ujar Suyamto, Rabu (18/11/2020).

Ia menjelaskan, tradisi wiwitan ini akan terus dilestarikan, dengan tujuan bersedekah kepada warga.

“Warga yang mau ikut memetik padi dipersilahkan, hasilnya boleh dibawa pulang. Semua gratis, sudah saya niatkan bersedekah, apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Menurut Suyamto, masih ada 1 petak sawah bengkok lagi yang panennya akan disedekahkan untuk warga.

” Nunggu umur padinya untuk siap dipanen dulu. Masih ada 1 pathok lagi seluas kurang lebih 1800 meter persegi. Nantinya juga untuk warga,” ucapnya.

Ia berharap kegiatan seperti ini bisa ditiru oleh kepala desa maupun perangkat desa yang lain.

“Menyisihkan sebagian hasil panen untuk warga, tidak membuat rejeki kita berkurang namun malah bertambah, kita akan mendapatkan  rejeki yang lebih banyak lagi,” jelasnya.
(Tumirin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *