SMP TK SION PONAS Butuh Perhatian Pemerintah


Ket.Foto : ( Kep.Sek) Yeny M A Sijao S.Pd

Soe, Jurnalpolisi.id – Potret perkembangan pendidikan di daerah terpencil di Wilayah Kecamatan Amanatun Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), masih jauh dari harapan, nampak suram dan memprihatinkan.

SMP TK SION PONAS yang ada di wilayah selatan ini masih banyak membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah baik Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (Pemkab TTS) khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) maupun Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementerian Pendidikan Republik Indonesia (RI).

Seperti halnya pada SMP TK SION PONAS Kecamatan Amanatun Utara, dari pantauan jurnalpolisi.id sekolah yang teletak di ujung perbatasan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Malaka ini kondisinya mau dibilang sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian dari Pemerintah.

Nampak Ruang Kelas Belajar (RKB) yang dimiliki masih kekurangan, lantai tanah dan kondisi bangunannya kurang memadai, begitu juga fasilitas pendukung seperti mobiler, perpustakaan dan perangkat pembelajaran lainnya.

Kekurangan yang menjadi kendala dan perlu mendapat perhatian terkait ketersediaan sarana maupun fasilitas pendidikan yakni Ruang Kelas Belajar (RKB) Ruang Perpustakaan, Toilet, selain itu juga jaringan internet maupun perangkat komputer serta sarana pendukung proses belajar mengajar lainnya.


“Sekolah kami belum pernah tersentuh bantuan dari Pemerintah meskipun sudah ajukan proposal, namun hingga kini belum ada realisasi dari pemerintah baik Pemkab TTS maupun Pempus.” Hal ini disampaikan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP TK SION PONAS, Yeni M. A Sijao, P.Pd kepada jurnalpolisi.id, di ruang kerjanya, Jumat, (29/4/22).

Kondisi bangunan darurat kata kepsek, kondisinya seperti yang wartawan lihat dan sampai saat ini bangunannya belum pernah tersentuh bantuan Pemerintah.

Meskipun dengan keterbatasan sarana pendidikan, namun dalam menghadapi proses belajar mengajar di masa Pandemi Covid-19, SMP TK SION PONAS tetap beraktivitas sesuai aturan yang di terapkan dengan membagi shif di rumah maupun sekolah berdasarkan kelompok belajar.

“Jadi kita punya sekolah tidak pernah libur meskipun dengan kondisi Pandemi Covid-19, namun kita tetap jalan terus, kita bagi shif di rumah maupun di sekolah tetap kita jalan dan keputusan kembali belajar tatap muka di sekolah, kita berjalan sampai saat ini, ” terangnya.

Dengan kondisi sarana pendidikan yang penuh dengan keterbatasan lanjut Yeni, hal ini tidak membuat semangat para guru kendor, tetap bersemangat membentuk karakter dan kualitas peserta didik yang baik.

” Harapan kami semoga ada perhatian dari Pemkab TTS khususnya Dinas Pendidikan untuk dapat merealisasi kebutuhan sekolah kami. sehingga fasilitas pendidikan bisa memadai dan layak seperti sekolah-sekolah lainnya di Kabupaten ini,” harapnya. (Roy Saba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *