“CAWE CAWE” POKJA LPSE Kota Sungai Penuh, Diduga Tidak Profesional Serta Kurang Teliti.
Sungaipenuh – jurnalpolisi.id
Beberapa rekanan dalam lingkup Kota Sungai Penuh & Kerinci meragukan profesionalisme POKJA LPSE kota sungai penuh dalam penyelenggaraan tender pengadaan barang dan jasa secara elektronik, kegiatan proyek di kota sungai penuh.
Di duga kuat ada “CAWE CAWE” antara pihak POKJA LPSE selaku panitia dan penyelenggara tender di kota sungai penuh.
Hasil investigasi tim Jurnal Polisi News dan LSM – Gabungan Aliansi Sakti (LSM – GASAK) di lapangan, berbagai keterangan keluar dari para rekanan yang ikut serta pada tender kegiatan proyek di kota sungai penuh sangat kecewa dan banyak mengeluh dengan kinerja POKJA LPSE kota sungai penuh.
“Kami kecewa dengan cara kerja POKJA LPSE yang tidak jeli dan profesional dalam menentukan pemenang tender” ungkap Zulferdi, salah seorang rekanan yang ikut tender di kegiatan rehab gedung nasional senilai Rp.2,3M.
Mengacu pada aturan yang ada dalam pengadaan barang dan jasa yang, pihak LPSE sudah jelas jelas menyalahi aturan yang di tetapkan.
Untuk kegiatan di gedung nasional perusahaan yang di menangkan adalah CV.Rafka Berkah, coba pihak Pokja teliti ulang tentang SKP yang di tetapkan, jelas jelas di bunyikan bahwa: SKP= KP, (kemampuan Paket) dengan ketentuan sebagai berikut :
— Untuk usaha kecil nilai kemampuan Paket (KP) ditentukan 5 (lima) paket pekerjaan.
Sedangkan CV rafka berkah, SKP nya sudah 14 paket berkontrak di TA 2023, Jika di tetapkan sebagai pemenang di kegiatan rehab gedung nasional, itu artinya sudah 15 paket.
Mungkin saya mewakili rekan rekan yang ikut serta pada tender di kegiatan tersebut tentunya bertanya “Ada apa….?” kok pihak panitia semacam memaksakan kehendak disini,”ungkap Zulferdi.
Sementara itu dari kalangan LSM juga memantau segala kegiatan lelang proyek yang di laksanakan LPSE Kota Sungai Penuh termasuk POKJA di LPSE selaku panitia, ada “CAWE CAWE” atau diduga ada kongkalikong ke arah itu kata ketua LSM Mawar Indonesia “Syopiyan”
(Budi.G)
