Biro Lemtala SRENA Polri berkunjung ke polres pesisir barat

Pesibar – jurnalpolisi.id

Polres pesisir barat menerima kunjungan dari Biro Lemtala SRENA Polri dalam rangka pengalihan status Satpolairud Polres Lampung barat ke polres pesisir barat di makin polres pesisir barat jalan kuala Stabas lingkungan pasar mulya kelurahan pasar krui kecamatan pesisir tengah kabupaten pesisir barat, pada hari Kamis tanggal 16 November 2023, pukul 09.00 wib.

Kapolres pesisir barat AKBP ALSYAHENDRA, S. Ik, MH mengatakan kunjungan team Biro Lemtala SRENA mabes polri tujuannya untuk memgecek dan memberikan arahan arahan terkait pengalihan status satpolairud yang semula din polres Lampung barat di alihkan di polres pesisir barat.

“Melihat dari geografis wilayah pesisir barat untuk wilayah lautnya yang sangat luas. Polres Tanggamus maupun Polres Lampung Barat adalah 2 Polres yang mengapit Polres Pesisir Barat sehingga untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat realisasi termasuk Bko kami akan lebih banyak berhubungan dan berkomunikasi. Mayoritas beragama muslim disini tetapi ada agama lainnya Katolik dan protestan sementara umat Budha masih belum ada. Terkait nanti kedepannya akan ada satuan Polairud di Polres Pesisir Barat tentunya hal tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan pengamanan dan patroli laut karena terdapat cagar alam laut yang berada diselatan tepatnya di taman konservasi Tamling dan juga ada 1 pulau terluar dari 111 pulau terluar di Indonesia yaitu Pulau Tua.

Hal mendasar akan adanya satuan Polairud disini karena adanya even tahunan yaitu World Surfing (kompetisi surfing dunia), lalu adanya laka laut yang kerap terjadi tidak hanya di tengah laut maupun di pesisir pantai karena kondisi alam yang langsung berhubungan dengan Samudra Hindia sehingga iklim laut yang berubah ubah, ombak yang tinggi dan arus laut sangat berbeda dengan wilayah lain.

Satu lagi ada pulau besar yang memiliki 5 desa yaitu Pulau Pisang, walaupun jarak tempuh menuju pulau tersebut tidak terlalu jauh namun demikian karena kondisi alam laut yang sedemikian ektrim sehingga membutuhkan kerja ekstra dalam hal transportasi terutama kotak suara sehingga untuk persiapkan untuk pemilu nanti kami sudah berkoordinasi dengan Polda bahwa akan di BKOkan kurang lebih 20 Polair dari direktorat polair Polda Lampung untuk membantu pengawalan kotak suara maupun pengembalian kotak suara di Pulau Pisang tersebut. Kesiapan terkait keberadaan satuan Polairud kami Polres sendiri belum memiliki Mako dan saat ini kami masih terus menginventarisir aset-aset yang sudah dipecah dari kesatuan sebelumnya yaitu Polres Lampung Barat dan dari hal tersebut kami sampaikan bahwa selama ini kita ada dermaga yang kurang lebih 50 meter dari Polres, di situlah tempat di mana kapal polair dari Lampung Barat ini bersandar kemudian dari Pemkab dan TNI AL dll”, ujar Kapolres.

“Terkait kantor Sat Polair sendiri belum ada. Namun inventaris yang didapat dari Polres Lampung Barat berupa bangunan dengan ukuran kurang lebih type 40 dan selanjutnya adalah di belakangnya ada lahan kurang lebih 1 hektar untuk dimanfaatkan sebagai kantor Sat Polair. Terkait stanbay personil Sat Polair jadi kami belum memonitor namun kami sering berkoodinasi dan berkomunikasi dengan Sat Polair Lampung Barat yang masih memiliki penempatan kapal di wilayah Polres Pesisir Barat. kemudian terkait kerjasama dan koordinasi pada Kamla dan Natamal, kami sudah beberapa kalikolaborasi terutama dalam hal pengamanan even internasional sampai dengan pencarian korban tenggelam namun karena memang saat ini dari Pemkab belum ada wadah yang mengakomodir situasi di laut jadi tetap koordinasi itu sifatnya door to door termasuk meminta bantuan kepada Polres Lampung Barat untuk membantu korban tenggelam.

Berikut adalah data pelabuhan di kabupaten Pesisir Barat memang ada beberapa pelabuhan-pelabuhan namun sifatnya adalah pelabuhan nelayan yang dimana perahu kecil yang di gunakan nelayan sekedar untuk mencari ikan. Untuk pelabuhan sendiri hanya satu di Koala namun masih dibilang kurang layak karena belum bisa dioperasikan untuk kapal-kapal besar. Ada kendala geografi terkait jalur laut dalam rangka pengamanan pemilu nanti di Pulau Pisang itu memiliki 5 pekon dan 1 kecamatan lalu akses menuju kesana masyarakat masih menggunakan perahu perahu tradisional sehingga belum ada tempat tempat khusus untuk kapal bersandar.

Beberapa tahun lalu sempat ada dermaga apung di pulau tersebut namun karena iklim dan alam yang ekstrim tidak bertahan lama karena rusak. Untuk itu kami mengantisipasi dari saat ini sehingga saat nanti pendistribusian kotak suara berjalan dengan baik dan tanpa hambatan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan KPU untuk menyiapkan sarana pasilitas kapal yang mumpuni sehingga pendistribusian kotak suara lancar, terkait hal tersebut kami membutuhkan pengawalan dari Sat Polair. Bahwa kami memiliki kapal speed boat dari inventaris Polres Lampung Barat di pelabuhan kuala stabas dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa digunakan sama sekali. Kemudian speed boat yahama yang berada di kota jawa bengkunat dengan kondisi yang rusak berat karena C3. Adapun untuk persiapan kantor Sat Polair ada kantor kecil dengan lahan yang cukup luas 1 hektar, lahan ini terdapat di lapangan labuhan jukung sehingga kami berkoordinasi dengan Penkab untuk disiapkan bangunan satpas Sim yang akan dibuat di lahan tersebut, agar masyarakat yang akaan mencetak Sim tidak lagi ke Lampung Barat”, Tutup Kapolres.

Dalam kegiatan tersebut ada arahan dari Kombes pol A. A sagung Dian kartini team Biro Lemtala dan smabutan dari Kapolres lampung barat AKBP Heri SUGENG P, S. iK, MH, selanjutnya team bersama rombongan cek kantor polairud di labuhan jukung dan dilanjutkan makan siang.
Zulfikar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *