Pembukaan Pedati Xlll, Wako Erman ungkapkan Perasaannya Saat Bertemu Warga Kota Bukittinggi.

Bukittinggi Sumatera Barat– jurnalpolisi.id

Setelah seluruh kesiapan mencapai 100 persen, pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi Sumatera Barat, secara resmi laksanakan pembukaan event Pesta Budaya Seni Dagang dan Industri (Pedati) Xlll yang dipusatkan di lapangan wirabraja 0304/Agam, pada Sabtu (9/12/2023) malam.

Ide, gagasan Pedati yakni dulunya dimunculkan saat Drs. H. Djufri  yang menjabat sebagi Walikota Bukittinggi dua periode 2000 – 2010.

“Dari beberapa tokoh masyarakat penggagas Pedati, tiga orang masih hidup. Beberapa yang lain sudah almarhum.

Malam ini, pak Djufri hadir bersama kita, saat Pedati kembali diadakan,” ujar Walikota Bukittinggi Erman Safar dalam sambutannya pada acara pembukaan.

Perhelatan Pedati XIIl tahun 2023 ini dikaitkan dengan peringatan dan merayakan Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-239, yang jatuhnya setiap 22 Desember. Pedati XIII, selain di Lapangan Kantin, juga ada kegiatan di Pedestrian Jam Gadang.

Pedati XIIl tahun ini diadakan dengan melibatkan berbagai pihak dan komunitas, mulai dari pelaku seni dan budaya, pelaku ekonomi dan stakeholder kota lain.

Lebih lanjut Erman mengatakan, dari 135 ribu warga kota ini, hampir 100 persen telah saya datangi rumah warga.

“Dalam pertemuan, identifikasi masalah, dialog, komunikasi dan interaksi yang kita lakukan dalam masyarakat, berbagai macam permasalahan dan kebutuhan, langsung mereka sampaikan,” kata Erman.

Keadaan demi Keadaan pasca COVID-19, kami dengan DPRD Kota Bukittinggi berupaya untuk memilih atau membuat kebijakan kebijakan bagaimana rakyat rakyat kita, yang miskin.

Dan menginginkan perubahan terhadap ekonomi, rakyat yang menginginkan ketika dia miskin, dia sakit, maka mereka menginginkan akses pelayanan kesehatan yang cepat.

“Rakyat yang menginginkan pendidikan tinggi untuk anak anak mereka, masalah ini menjadi kebijakan prioritas pemerintah Kota Bukittinggi,” ujarnya.

Acara juga dihadiri oleh seluruh unsur yang ada di kota kelahiran Bung Hatta tersebut. Ditandai dengan menabuh tambur secara bersamaan. (Syafrianto)”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *