Pemko Gelar Sekolah Keluarga Angkatan V Tahun 2024 Diikuti 360 Warga, 125 Perserta Pra Lansia

Bukittinggi- jurnalpolisi.id

Pemerintah Kota Bukittinggi, kembali gelar sekolah keluarga angkatan V tahun 2024. Uniknya, tahun ini juga dimulai sekolah keluarga untuk lansia di Kota Bukittinggi, diadakan balairung rumah dinas wali kota, Jumat, (26/04/2024).

Wali Kota Bukittinggi, melalui Sekda, Martias Wanto, saat membuka kegiatan ini, menyampaikan, keluarga merupakan sekolah pertama yang sangat menentukan masa depan. Pemko berinisiatif melanjutkan program sekolah keluarga ini, karena manfaatnya terasa dalam meningkatkan ketahanan dan kualitas keluarga.

“Bapak Wali Kota menyampaikan pesan, bahwa, sekolah keluarga ini menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sepanjang ada lansia, akan tetap dilaksanakan sekolah keluarga,” ungkapnya.

Sekolah keluarga di Kota Bukittinggi sudah berlangsung sebanyak empat angkatan sejak tahun 2018 dan 1 angkatan lanjutan. Sedangkan tahun ini merupakan angkatan lima yang keilmuannya juga digabung dengan sekolah lansia. Hal ini selaras dengan pembangunan keluarga yang berkualitas yang merupakan kegiatan yang mendukung visi dan misi wali Kota Bukittinggi.

“Sekolah lansia adalah salah satu upaya pendidikan secara non formal, merupakan pembelajaran bagi lansia terutama lansia yang masih potensial dalam keluarga dan masyarakat . Bertujuan mewujudkan lansia yang smart (sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat) melalui dimensi lansia tangguh yaitu: dimensi spritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional dan dimensi lingkungan. Hal ini sesuai dengan penerapan 7 dimensi lansia tangguh oleh BKKBN tahun 2014,” ujarnya, diamini Ketua TP PKK Bukittinggi, Ny. Fiona Erman Safar.

Sementara itu, Kepala DP3APPKB, Nauli Handayani, menambahkan, sekolah keluarga angkatan V tahun 2024 ini, diikuti 360 peserta. 125 diantaranya merupakan peserta pra lansia, usia 45 sampai 55 tahun. Pelaksanaannya dengan dua metode, kuliah umum dan pertemuan lokal.

“Peserta kita berikan materi optimalisasi fungsi keluarga demi terciptanya ketahanan keluarga,” ungkapnya.

Dalam materinya, setiap peserta akan mendapat materi tentang 8 fungsi keluarga, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi pendidikan dan fungsi lingkungan.

Pada hari pertama, dilaksanakan kuliah umum oleh Katherina Welong, SKM, MARS, Ketua PKVHI Sumatra Barat d dan David Arga selaku ketua tim pertahanan keluarga dan pencegahan stunting.
( Syafrianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *