Pesta Sekura (Topeng) Meninggalkan Banyak Catatan, Budaya dan Kearifan Lokal

Oleh :
Mamak LiL Rajo Gamolan,
Ketua Komite Tradisi Dewan Kesenian Lampung (DKL)

Lampung Barat – jurnalpolisi.id

Dalam pelaksanaan Sekura tahun ini 2022, Mamak Lil  menyoroti adanya pergeseran nilai nilai Tradisi Budaya yg tidak Elok, dimana cerita maupun peran yang ditampilkan oleh para pelaku Sekura itu sendiri sudah tidak lagi menunjukkan kita sebagai orang yang memiliki Adab dan sebagai orang yang menjunjung tinggi Adat,Estetika yang ada di sekala Brak itu Sendiri.

Sementara Tradisi Mulang Buka..atau Mudik pada saat Lebaran di samping rindu dengan orang tua untuk saling bermaafan dgn sanak saudara salah satunya adalah untuk menyaksikan pesta rakyat Sekura atau topeng yang di laksanakan di kampung kampung atau Pekon secara bergiliran selama 5 sampai 6 hari berturut turut dan para pengunjungnya bukan hanya Penduduk lokal namun juga banyak para pelancong dari luar Sekala Brak Lampung Barat yang ingin Mengaksikan Acara tersebut secara langsung atau sekaligus berwisata bersama sanak saudara.

Kemudian Ketika Sekura Kamak membuat Gaduh dengan menggunakan Proferti dedaunan yang mereka memcabut atau menebang Pohon pisang tanaman kopi,serta tanam tumbuh milik masyarakat yang ada di sekitar lokasi sehingga acara pesta sekura merugikan penduduk,karena rusaknya tanam tumbuh yang mereka rawat.

Belum lagi setelah selesainya acara tersebut sampah menumpuk disekitar lokasi sehingga membuat pemandangan dan lingkungan terlihat kumuh.

Yang sangat memprihatinkan adalah dalam acara Sekura tersebut pihak Penyelenggara mementasakan Hiburan Orgen tunggal yang ber Irama Remix..kl kata among saya Musik Gedek gedek.

Sehingga seni seni tradisional yang seharusnya di munculkan atau di tampilkan pada saat acara sekura jadi tidak nampak lagi,karena sudah terbawa suasana Huburan Yang Notabene Musik Barat,yg juga dapat mengundang kericuhan dan keributan antar Para pelaku sekura itu sendiri. Dan cerara tidak langsung akan menenggelamkan seni seni tradisi yang ada di pekon pekon.

Dalam Hal ini Mamak LiL menyoroti beberapa Peran yq di Lakukan oleh oknum para sekura husus nya Sekura Kamak  atau Jelek,atau kotor di antaranya memerankan Porno Aksi yang sebagian tubuh nya di Pamerkan yang keluar dari norma norma atau Kaidah sebagai seorag Muslim atau sebagai Mayarakat Adat Sekala Brak yang menjunjung tinggi Fiil Pesenggikhi..( khasa liom,khasa ganggu,dsb nya.)

Menyoroti pergeseran Budaya Pesta Sekura ini lah Mamak Lil Selaku Ketua Komite Tradisi Dewan Kesenian Lampung DKL berharap kedepan nya agar lebih tertib dan tertata sehingga dalam pertunjukan Sekura tersebut dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih mencintai dan menghargai tradisi budaya yg memiliki identitas sebagai  masyarakat Adat yang menjunjung tinggi Fiil Pesenggiri orang Lampung.

Dalam Hal ini juga  kata Mamak LiL Perlu nya peran serta Pemerintah daerah lampung Barat husus nya  Dinas Pariwisata  untuk dapat memberikan Edukasi, Bimbingan serta arahan dalam pelaksanaan pesta Budaya sekura,agar lebih meriah dan tidak melakukan hal hal yg sifat nya membawa kemudhoratan.

Sehingga pesta budaya Sekura yang sudah terlaksana semenjak nenek moyang kita dapat terus dan lestrari yg dapat di jadikan ajang promosi Pariwisata daerah yang memiliki nilai ekonomis yang Positif..
Mak kham sapa lagi Mak tanno kapan lagi.

Hal yang tidak kalah penting adalah ketika pelaksanaan Sekura topeng mengabitkan  timbul nya kemacetan di jalan raya,terutama di jalan lintas ..yang membuat tidak nyaman bagi para pemakai jalan raya.

Disini diharapkan peran polres lampung Barat polisi Lalu lintas dan Dinas perhubungan untuk mengkaji dan bersinergi agar lalu lintas tidak terhambat dalam pelaksanaan Pesta Sekura atau topeng yang di laksanakan di pinggir jalan Lintas.

Editor : Sudarmono

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *